WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Militer AS pada Sabtu (4/2/2023) menembak jatuh balon yang dicurigai sebagai mata-mata China di lepas pantai Carolina atas perintah Presiden Joe Biden.
Sebelumnya balon itu melintasi situs militer sensitif di seluruh Amerika Utara, menjadi pemicu ketegangan terbaru antara Washington dan Beijing.
Biden awalnya ingin balon itu dijatuhkan pada hari Rabu (1/2/2023), tetapi disarankan bahwa waktu terbaik untuk operasi itu adalah saat balon berada di atas air.
Baca juga: Dugaan Kenapa China Terbangkan Balon Mata-mata di AS, padahal Punya Satelit
Seperti dilansir dari Associated Press, pejabat militer menetapkan bahwa menjatuhkannya di darat dari ketinggian 60.000 kaki akan menimbulkan risiko yang tidak semestinya bagi orang-orang di darat.
Balon itu terlihat Sabtu pagi di atas Carolina saat mendekati pantai Atlantik.
Sekitar pukul 14.40 EST, sebuah jet tempur F-22 menembakkan rudal ke balon, meledakkannya saat berada sekitar 6 mil laut lepas pantai dekat Pantai Myrtle, Carolina Selatan, kata pejabat pertahanan senior.
Puing-puing mendarat di air setinggi 47 kaki, lebih dangkal dari yang mereka duga.
Namun, tidak segera jelas berapa lama pembersihan akan berlangsung. Angkatan Laut memimpin pembersihan puing, didukung oleh penjaga pantai.
Para pejabat pertahanan dan militer AS mengatakan pada Sabtu bahwa balon tersebut memasuki zona pertahanan udara AS di utara Kepulauan Aleutian pada 28 Januari.
Balon juga sempat bergerak sebagian besar melintasi daratan melintasi Alaska dan kemudian ke wilayah udara Kanada di Wilayah Barat Laut.
Baca juga: Kehadiran Balon Mata-mata Berbuntut Panjang, Menlu AS Tunda Kunjungan ke China
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.