Penulis: Rob Garver/VOA Indonesia
MOSKWA, KOMPAS.com - Setelah perjuangan berat melewati sebagian besar tahun 2022 di bawah sanksi internasional yang ketat, ekonomi Rusia mulai pulih dalam beberapa bulan terakhir, karena para importir menemukan "cara-cara baru" untuk mengimpor barang-barang konsumsi dan produk lainnya ke negara tersebut.
Laporan Dana Moneter Internasional yang dikeluarkan minggu ini mengatakan ekonomi Rusia kemungkinan akan tumbuh sebesar 0,3 persen pada tahun 2023, dan bukannya menyusut sebesar 2,3 persen seperti yang diproyeksikan sebelumnya.
Amerika Serikat dan sekutunya bereaksi terhadap invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 dengan menerapkan sanksi-sanksi yang keras dan pembatasan ekspor Rusia, yang diharapkan akan meruntuhkan ekonomi negara itu.
Baca juga: Mantan Presiden Rusia: Jika AS Terus Pasok Senjata, Seluruh Ukraina akan Terbakar
Selain itu, banyak bisnis internasional mengurangi penjualan produk-produk mereka ke Rusia secara tajam, sementara beberapa perusahaan bahkan sepenuhnya berhenti beroperasi di sana.
Penelitian baru menunjukkan bahwa rute pasokan alternatif dan kemampuan untuk mengganti barang-barang yang dibuat di negara-negara yang bersahabat dengan Rusia, seperti China, untuk alternatif produk-produk Barat, telah mengembalikan impor Rusia ke tingkat sebelum perang.
Sanksi Barat terhadap Rusia ditujukan terutama pada militer Rusia dan dimaksudkan untuk mempersulit Kremlin dalam mengakses pasokan dan peralatan, terutama teknologi canggih seperti mikroprosesor, yang diperlukan oleh militer Rusia dalam perang di Ukraina.
"Sanksi Rusia tidak komprehensif,” kata Jeffrey J Schott, peneliti senior di Institut Ekonomi Internasional "Peterson" kepada VOA.
“Mereka dirancang untuk merusak kemampuan militer Rusia dan mempersulit rezim Rusia untuk melanjutkan upaya militernya, baik karena kurangnya sumber daya dari waktu ke waktu, maupun karena meningkatnya ketidakpuasan sipil.”
Namun, Rusia telah diizinkan untuk terus menjual banyak barang ekspor utamanya ke pasar global, termasuk minyak, gas, batu bara, pupuk, uranium, dan makanan, sehingga menyediakan uang tunai bagi Moskwa untuk mendanai impor yang diperlukan.
Baca juga: China: Rasa Saling Percaya dengan Rusia Kian Meningkat
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.