Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100.000 Perawat Inggris Mogok Kerja Nasional, Pertama sejak 106 Tahun Lalu

Kompas.com - 15/12/2022, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com – Para perawat yang tergabung dalam serikat Royal College of Nursing (RCN) di Inggris menggelar aksi mogok kerja nasional pada Kamis (15/12/2022), menuntut upah yang lebih layak kepada pemerintah.

Dilansir dari Reuters, mogok kerja nasional tersebut merupakan pertama kalinya dalam 106 tahun berdirinya serikat perawat tersebut.

Diperkirakan ada 100.000 perawat dari 76 rumah sakit dan layanan kesehatan di seluruh Inggris yang ikut ambil bagian dalam mogok kerja nasional ini.

Baca juga: Demo Iran Belum Padam, Serukan Mogok 3 Hari dalam Sepekan

Aksi mogok kerja nasional ini menyebabkan 70.000 janji pertemuan, prosedur medis, serta operasi di semua fasilitas National Health Service (NHS) Inggris dibatalkan.

Aksi mogok kerja dari para perawat kali ini merupakan gelombang terbaru di Inggris. Sebelumnya, Inggris menghadapi aksi mogok kerja dari buruh-buruh industri di sejumlah sektor pada musim dingin ini.

Reuters melaporkan, inflasi Inggris yang mencapai 10 persen, tetapi kenaikan gaji yang diusulkan hanya 4 persen, membuat serikat buruh dan perusahaan bersitegang.

Dari semua aksi mogok kerja yang sudah terjadi di Inggris beberapa waktu lalu, pemandangan mogok kerja dari para perawat merupakan yang paling menyita perhatian.

Baca juga: Layanan Kereta Api di Austria Berhenti Total karena Karyawan Mogok Massal Minta Naik Gaji

“Sungguh hari yang tragis. Ini adalah hari yang tragis untuk keperawatan, ini adalah hari yang tragis bagi pasien, pasien di rumah sakit seperti ini. Dan ini adalah hari yang tragis bagi orang-orang di masyarakat ini dan untuk NHS kami,” kata Ketua RCN Pat Cullen kepada BBC.

Mogok kerja nasional yang dilakukan perawat Inggris akan melumpuhkan sebagian layanan NHS, membuat layanan kesehatan semakin terpukul.

Menteri Kesehatan Inggris Steve Barclay mengatakan, sangat disesalkan bahwa aksi mogok kerja dari para perawat tetap dilakukan.

“Saya telah bekerja lintas pemerintahan dan dengan petugas medis di luar sektor publik untuk memastikan tingkat kepegawaian yang aman. Akan tetapi saya tetap khawatir tentang risiko yang ditimbulkan oleh mogok kerja kepada pasien,” ujar Barclay.

Baca juga: 300.000 Perawat Inggris Bakal Mogok Kerja, Terbesar Sejak 106 Tahun Lalu

Barclay mengatakan, para pasien harus terus mencari perawatan medis yang mendesak dan menghadiri janji kecuali mereka diberitahu untuk tidak melakukannya.

RCN mengatakan, aksi mogok kerja yang dilakukan para perawat Inggris merupakan bentuk dari tidak adanya pilihan lain.

Pasalnya, mereka harus memperjuangkan upah hidup yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan yang harganya makin melambung.

Para perawat menginginkan kenaikan gaji 19 persen dengan alasan mereka telah mengalami pemotongan gaji selama satu dekade.

Baca juga: Eropa Digulung Gelombang Demo dan Mogok Kerja, Protes Biaya Hidup Melonjak

Halaman:

Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com