Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan AS Pimpin Batalion ISIS Khusus Wanita, Putrinya Mengaku Dilecehkan

Kompas.com - 02/11/2022, 11:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Seorang wanita AS dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pengadilan di AS karena memimpin batalion ISIS di Suriah yang beranggotakan wanita seluruhnya.

Wanita tersebut bernama Allison Fluke-Ekren asal Kansas, AS. Dilansir Al Jazeera, vonis tersebut dijatuhkan hakim setelah Fluke-Ekren mengaku bersalah atas tuduhan terorisme.

Pada Selasa (1/11/2022), dalam sidang di pengadilan federal di Virginia, Fluke-Ekren mengaku bertanggung jawab atas semua tindakannya.

Baca juga: Serangan di Masjid Syiah Iran Tewaskan 15 Orang, ISIS Klaim Tanggung Jawab

Akan tetapi selama di Suriah, Fluke-Ekren mengaku bahwa sebagian besar waktunya dia habiskan untuk merasionalisasi dan meminimalkan perannya.

“Kami hanya menjalani kehidupan yang sangat normal,” katanya kepada hakim tentang waktunya di Suriah, menunjukkan foto-foto anak-anaknya saat makan piza.

Jaksa menyebut Fluke-Ekren sebagai "permaisuri ISIS" serta menuduhnya melatih perempuan dan anak perempuan berusia 10 tahun bagaimana cara menggunakan senjata otomatis, meledakkan granat, dan meledakkan sabuk bunuh diri.

Pihak berwenang mengatakan, wanita berusia 42 tahun itu juga membahas mengenai serangan di dalam wilayah AS.

Baca juga: Taliban Bunuh 6 Anggota ISIS, Gerebek Persembunyian Malam Hari

Setelah ditangkap di Suriah, Fluke-Ekren dibawa ke AS pada akhir Januari untuk menghadapi sejumlah dakwaan.

Anak-anaknya sendiri mencela Fluke-Ekren di pengadilan dan menyebut dilecehkan secara fisik dan seksual oleh ibu mereka.

Dalam pernyataan yang dibacakan dalam persidangan pada Selasa, salah satu putri Fluke-Ekren mengatakan bahwa nafsu untuk mengontrol dan kekuasaan mendorong ibunya membawa keluarganya ke belahan dunia lain guna menemukan ISIS.

Dia menambahkan, ibunya menjadi lihai dalam menyembunyikan pelecehan yang dia lakukan. Fluke-Ekren membantah tuduhan pelecehan tersebut.

Baca juga: Pasukan Rusia dan Suriah Bunuh 20 Milisi ISIS Pelaku Bom Bus Tentara

Fluke-Ekren juga menyebut batalion wanita yang dia pimpin mirip dengan pusat komunitas untuk wanita namun berubah menjadi serangkaian kelas bela diri ketika Kota Raqqa, benteng ISIS di Suriah tempat dia tinggal, menghadapi ancaman invasi.

Asisten Pertama Jaksa AS Raj Parekh mengatakan, bahkan di dalam ISIS pun, orang-orang yang mengenal Fluke-Ekren menggambarkan ideologinya berada di luar jangkauan mereka.

Parekh menuturkan, aksi Fluke-Ekren menambahkan dimensi baru ke sisi tergelap umat manusia.

Baca juga: Pasukan Rusia dan Suriah Bunuh 20 Milisi ISIS Pelaku Bom Bus Tentara

Fluke-Ekren bekerja sebagai guru di AS sebelum meninggalkan negara itu dan kemudian bergabung dengan ISIS di Suriah, menurut Kementerian Kehakiman AS.

ISIS pernah menguasai wilayah yang luas di Irak dan Suriah sejak 2014 hingga kekalahan teritorialnya pada akhir 2017.

Selama kurun waktu itu, ISIS menarik ribuan milisi asing, termasuk dari Eropa dan AS.

Akhir April, seorang hakim AS menghukum Alexanda Kotey, mantan anggota sel ISIS kelahiran Inggris yang dikenal sebagai The Beatles, penjara seumur hidup.

Baca juga: Erdogan: Pasukan Turkiye Tangkap Pemimpin Senior ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com