Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Kejatuhan Perdana Menteri Imran Khan dan Demonstrasi Mahasiswa

Kompas.com - 25/04/2022, 07:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERDANA Menteri Pakistan itu baru 3,5 tahun memerintah. Namun Majelis Nasional (DPR Pakistan) telah menjatuhkan mosi tidak percaya kepadanya. Imran Khan tidak berhasil memecahkan telur selesainya periode pemerintahan selama lima tahun.

Sejak Paskitan berdiri tahun 1947, tidak ada satu perdana menteri pun yang dapat memerintah selama satu periode penuh. Umumnya berhenti sebelum garis finis karena berbagai sebab.

Pada Pemilu 2018, Imran Khan mendapat 115 suara di DPR. Syarat untuk berhak membentuk pemerintahan adalah 137 suara (50 persen jumlah anggota DPR yang dipilih +1).

Kekurangannya (22 suara) didapat dari partai-partai kecil. Dengan modal suara yang banyak tetapi tidak terlalu besar selisihnya dengan kubu oposisi, Imran Khan pun menjadi Perdana Menteri Pakistan ke-22 (periode 2018-2023).

Baca juga: Pakistan Diambang Kerusuhan Sipil Setelah Penggulingan Imran Khan, Apa yang Terjadi?

Imran Khan mendapat dukungan dari generasi muda, terutama yang berada di perkotaan, termasuk Karachi, kota terbesar Pakistan. Mereka berharap agar Imran Khan yang mantan pemain kriket yang berhasil mengharumkan nama Pakistan di arena olahraga internasional itu juga berhasil mengatasi masalah pokok bangsa seperti pengangguran/kemiskinan, ketidakamanan, korupsi, dan defisit keuangan negara.

Memang hal-hal itulah yang menjadi tema kampanye Imran Khan saat itu, yang membuat partainya, Gerakan Pakistan untuk Keadilan (Pakistan Tehreek-e-Insaf - PTI), mampu mengalahkan dua partai terbesar: Liga Muslim Pakistan (Pakistan Muslim League - PML) dan Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People's Party - PPP).

PML didirikan oleh Muhammad Ali Jinnah, proklamator Pakistan pada tahun 1906, sedangkan PPP didirikan oleh Zulfikar Ali Bhutto tahun 1967. Adapun PTI didirikan Imran Khan pada tahun 1996.

Kemenangan PTI dalam Pemilu 2018 itu merupakan amanat rakyat untuk perubahan Pakistan yang diberikan kepada Imran Khan. Namun sayang, semangat dan upaya Imran Khan untuk memenuhi kehendak rakyat itu tidak cukup memuaskan, sehingga terjadilah pergantian kepala pemerintahan sebelum waktunya habis.

Hadapi sejumlah kendala

Imran Khan memang menghadapi kendala besar selama 3,5 tahun masa kepemimpinannya, yaitu pandemi Covid-19. Seperti halnya di negara-negara lain, pandemi telah membuat ekonomi Pakistan berhenti tumbuh akibat dibatasinya kegiatan produksi dan pergerakan orang dan barang untuk mencegah persebaran virus korona.

Investasi oleh pengusaha-pengusaha Pakistan yang sukses berbisnis di negara-negara lain menjadi tertunda kedatangannya. Bagaimanapun, investasi baru akan masuk di suatu negara jika ada prospek untuk mendapat profit di sana. Padahal investasi inilah yang digadang-gadang Imran Khan untuk memperbanyak lapangan pekerjaan sebagaimana janjinya saat kampanye.

Pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) dari Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang digulingkan, mengibarkan bendera partai sebagai aksi protes menentang penggulingannya di Karachi, Minggu (10/4/2022). AFP/RIZWAN TABASSUM Pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) dari Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang digulingkan, mengibarkan bendera partai sebagai aksi protes menentang penggulingannya di Karachi, Minggu (10/4/2022).
Sementara itu, bantuan yang biasa diterima Pakistan dari AS sebagai imbalan atas kesediaan Pakistan mengendalikan aktivitas Taliban di wilayah perbatasan dengan Afghanistan juga tidak datang, karena politik luar negeri Imran Khan yang condong ke Tiongkok dan Rusia. Dalil “teman dari musuhku adalah musuhku”, rupanya diberlakukan AS terhadap Pakistan.

Baca juga: Profil PM Baru Pakistan Shahbaz Sharif yang Gulingkan Imran Khan

Berbagai kendala tadi membuat ekonomi Pakistan berjalan ‘sempoyongan’. Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengukur tingkat inflasi meningkat menjadi 13 persen pada Januari 2022, dan harga-harga bahan pokok meningkat menjadi 15 persen pada pertengahan Maret 2022. Kesulitan masyarakat karena kenaikan harga-harga ini memberi celah bagi partai-partai oposisi untuk menggulingkan Imran Khan.

Demonstrasi mengritik pemerintah pun dilakukan partai oposisi, yang dibalas dengan demonstrasi membela pemerintah. Kubu Imran Khan membeberkan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan rakyat dan mengendalikan ekonomi, seperti pemberian bantuan sosial, peningkatan upah minimum, dan perolehan pinjaman dari IMF. Namun berbagai upaya itu rupanya tidak cukup berhasil.

Puncak kegaduhan politik berakhir setelah DPR Pakistan menetapkan mosi tidak percaya kepada Imran Khan pada hari Minggu, 10 April 2022. Koalisi partai oposisi kemudian menunjuk Ketua Partai PML, Shahbaz Sharif, untuk menggantikan posisi Imran Khan sampai diadakannya pemilu pada tahun depan.

Demokrasi berjalan kurang tertib karena aspirasi rakyat tidak disadari tepat waktu. Imran Khan harus menerima kenyataan pahit, mundur sebelum peluit akhir pertandingan berbunyi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com