Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Keamanan Pakistan: Tak Ada Konspirasi AS Menjatuhkan Imran Khan

Kompas.com - 24/04/2022, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Dewan Keamanan Nasional Pakistan, sebuah badan pemimpin sipil dan militer terkemuka, menolak tuduhan mantan Perdana Menteri Imran Khan bahwa AS berkonspirasi menggulingkan pemerintahannya melalui mosi tidak percaya parlemen.

Khan, 69 tahun, yang memimpin negara Asia Selatan bersenjata nuklir berpenduduk 220 juta orang selama tiga setengah tahun itu, menuduh Washington mendukung konspirasi untuk menyingkirkannya.

Dilansir Al Jazeera, Khan mengaku sempat mengunjungi Moskwa, melawan nasihat AS. Sementara Washington membantah tuduhan konspirasi itu.

Baca juga: Pakistan Diambang Kerusuhan Sipil Setelah Penggulingan Imran Khan, Apa yang Terjadi?

Asad Majeed, mantan duta besar Pakistan untuk AS yang telah menulis telegram ke Islamabad tentang tanggapan Washington atas kunjungan Khan ke Rusia, memberi pengarahan kepada para pemimpin sipil dan militer di sebuah forum Komite Keamanan Nasional (NSC).

“NSC setelah meninjau isi komunikasi, penilaian yang diterima, dan kesimpulan yang disajikan oleh badan keamanan, menyimpulkan bahwa tidak ada konspirasi,” ujar pernyataan dari kantor Perdana Menteri baru Shehbaz Sharif, yang memimpin pertemuan NSC, Jumat (22/4/2022).

Dikatakan bahwa agen mata-mata utama negara itu memberi tahu NSC bahwa mereka tidak menemukan bukti untuk mendukung teori konspirasi apa pun.

Partai Khan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) menuntut penyelidikan yudisial atas masalah tersebut.

Pemimpin yang dicopot itu bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari, hari di mana pasukan Rusia menginvasi negara tetangganya Ukraina.

Baca juga: Terlalu Miskin, Pria Pakistan Tinggal di Rumah Pohon Selama 8 Tahun

Khan awalnya memblokir langkah tidak percaya itu, dengan mengatakan NSC telah mendukung dugaan konspirasi tersebut.

Partai-partai oposisi dan analis mengatakan militer membantu Khan memenangkan pemilihan pada 2018, yang mereka berdua bantah.

Tetapi dukungan itu berkurang setelah perselisihan terkait penunjukan kepala intelijen berikutnya pada akhir tahun lalu.

Baca juga: Korban Serangan Udara Pakistan ke Afghanistan Bertambah, 47 Orang Tewas

Khan telah menyatakan tuduhan konspirasinya dalam tiga rapat umum besar-besaran yang dia adakan sejak dia dicopot pada 10 April.

Dia pun menuntut pemilihan cepat. Sementara pemilihan parlemen berikutnya dijadwalkan pada 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Global
Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Global
Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Global
Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Global
Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Global
Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Global
[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

Global
SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

Global
Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Global
Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Global
Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Global
Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Global
Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Global
Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com