YERUSALEM, KOMPAS.com - Setelah 11 orang tewas dalam serentetan serangan yang beberapa di antaranya terkait dengan kelompok ISIS, Israel menempatkan pasukannya dalam siaga tinggi untuk Ramadhan sejak akhir pekan lalu.
Lalu, mengapa Israel meningkatkan keamanan pada bulan puasa umat Islam, dan apa penyebab Yerusalem mencekam saat Ramadhan?
Berikut penjelasannya yang dikutip dari AFP pada Rabu (6/4/2022).
Baca juga: Jelang Ramadhan, Shalat Jumat di Yerusalem Berlalu Tanpa Bentrokan, Israel Tetap Siagakan Pasukan
Setiap malam selama Ramadhan, ribuan umat Islam berkumpul untuk shalat di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem timur.
Al-Aqsa--yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount--terletak di Kota Tua Yerusalem, terutama timur Palestina.
Situs tersuci ketiga dalam Islam itu adalah titik utama dalam konflik Timur Tengah yang telah berlangsung lama dan sering menjadi tempat bentrokan.
Tahun lalu, demonstrasi malam di Yerusalem dan kompleks Al-Aqsa meningkat menjadi perang 11 hari antara Israel dan Hamas, gerakan yang menguasai Jalur Gaza.
Sementara itu, demonstrasi yang berujung kekerasan telah menyebabkan puluhan orang terluka selama Ramadhan tahun ini.
Pada Selasa (5/4/2022), Perdana Menteri Israel Naftali Bennett saat mengunjungi Tepi Barat mengatakan, Israel "mencegah lebih dari 15 serangan serius ... melakukan 207 penangkapan, dan menginterogasi 400 tersangka yang berhubungan dengan ISIS."
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz melalui telepon mengatakan kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas, "Ramadhan harus menjadi bulan damai dan tenang dan bukan periode yang ditandai dengan teror."
Baca juga: Kenapa Palestina Tidak Punya Tentara?
Israel pekan lalu mengumumkan peningkatan izin kerja dari 12.000 menjadi 20.000, dengan harapan dapat menghidupkan kembali Gaza dan menghalangi Hamas dari konfrontasi lain.
Mereka juga memperluas zona penangkapan ikan yang diizinkan di daerah kantong itu.
"Kemampuan kami untuk menerapkan langkah-langkah ini sekarang terancam oleh terorisme, dan kami hanya akan menerapkannya jika situasi keamanan kembali stabil," kata Gantz.
Hamas memiliki banyak kerugian jika terjadi eskalasi, kata salah satu sumber keamanan Israel kepada AFP.