Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tegas, ASEAN Tak Undang Tokoh Politik Myanmar dalam KTT

Kompas.com - 16/10/2021, 13:43 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BANDAR SERI BEGAWAN, KOMPAS.com – Tokoh politik Myanmar tidak akan diundang dalam KTT ASEAN yang bakal segera digelar bulan ini.

Hal tersebut disepakati dalam pertemuan darurat para menteri luar negeri negara anggota ASEAN pada Jumat (15/10/2021) malam.

Ketua ASEAN saat ini, Brunei Darussalam, mengatakan bahwa sebagai gantinya, seorang tokoh non-politik dari Myanmar akan diundang ke KTT ASEAN yang bakal dilaksanakan pada 26 hingga 28 Oktober.

Baca juga: Pengacara Aung San Suu Kyi Dibungkam Junta Militer Myanmar

Keputusan itu diambil setelah tidak tercapainya konsensus untuk menghadirkan perwakilan politik dari Myanmar sebagaimana dilansir Reuters.

Brunei Darussalam menambahkan, hal tersebut didasarkan karena tidak ada kemajuan yang dilakukan junta militer Myanmar terkait konflik di sana pasca-kudeta.

“Beberapa negara anggota ASEAN merekomendasikan agar ASEAN memberi ruang kepada Myanmar untuk memulihkan urusan dalam negerinya dan kembali normal,” kata Brunei Darussalam melalui pernyataan.

Pernyataan itu tidak menyebut Min Aung Hlaing atau menyebut tokoh non-politik yang akan diundang dalam KTT ASEAN.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Larang Utusan ASEAN Temui Aung San Suu Kyi

Di sisi lain, beberapa negara anggota ASEAN justru mendapat permohonan dari pemerintah bayangan Myanmar alias Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) untuk menghadiri KTT tersebut.

NUG terdiri atas tokoh-tokoh politik yang menentang junta militer Myanmar.

Para menteri luar negeri dalam pertemuan Jumat menekankan pentingnya memberikan Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar, Erywan Yusof, akses ke semua pihak terkait di sana.

Kunjungan Erywan yang telah lama direncanakan ke Myanmar telah tertunda dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Jelang KTT ASEAN, Pemimpin Junta Myanmar Kemungkinan Tidak Diundang

Erywan berkeras untuk bertemu dengan semua pihak, termasuk pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, yang kini masih ditahan sejak kudeta 1 Februari.

Sementara itu, juru bicara junta militer Myanmar Zaw Min Tun pada pekan ini mengatakan bahwa Erywan akan diterima di negara itu.

Namun, Erywan tidak akan diizinkan untuk bertemu dengan Suu Kyi karena dia didakwa melakukan berbagai kejahatan.

Melansir Reuters, tekanan internasional telah membuat ASEAN mengambil posisi yang lebih keras terhadap junta militer Myanmar.

Baca juga: Kondisi Myanmar Tak Banyak Berubah, ASEAN Berembuk Soal Larangan Kepala Junta Militer Hadiri KTT

Junta militer, yang dipimpin Min Aung Hlaing, sebelumnya menerima lima konsensus dalam pertemuan ASEAN yang membahas konflik Myanmar pada April di Jakarta, Indonesia.

Namun, junta militer Myanmar dianggap tidak menerapkannya secara serius.

Junta militer juga dianggap gagal mengakhiri kekerasan, gagal memberikan akses bantuan kemanusiaan, dan gagal memulai dialog dengan lawan-lawannya.

Lebih dari 1.000 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar dan ribuan ditangkap sejak kudeta menurut PBB.

Baca juga: Kondisi Myanmar Sekarang: Warga Miskin Tunggu Bantuan Makanan dan Ekonomi Terjun Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com