Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian: Iklim di Amazon pada 2500 Diramalkan Berubah Jadi Tandus

Kompas.com - 16/10/2021, 03:05 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

OTTAWA, KOMPAS.com - Sebuah penelitian tentang ramalan iklim dari dampak pemanasan global menyebutkan bahwa jika emisi karbon dioksida terus meningkat, pada 2500 mendatang Amazon akan menjadi tandus, Amerika Midwest dan India menjadi sangat panas untuk dihuni manusia.

Ramalan iklim tersebut adalah peringatan dari tim peneliti yang dipimpin oleh McGill University Kanada. 

Para peneliti Kanada mengilustrasikan skenario terburuk mereka untuk menyoroti betapa asingnya Bumi di masa depan, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Kamis (14/10/2021).

Baca juga: Emisi Masih Meningkat, Aksi Iklim Negara G20 Menjauh dari Ambang Batas 1,5 Derajat Celsius

Temuan kondisi Bumi pada 2500 itu, kata peneliti, menyoroti pentingnya mempertimbangkan dampak panjang dari pemanasan global yang sedang berlangsung.

Studi tentang ramalan iklim dilakukan oleh ilmuwan sosial lingkungan Christopher Lyon dari McGill University di Montreal dan rekan-rekannya.

"Kita perlu membayangkan Bumi yang mungkin dihadapi anak serta cucu kita, dan apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membuatnya adil dan layak huni bagi mereka," kata Dr Lyon.

"Jika kita gagal memenuhi tujuan Perjanjian Paris dan emisi terus meningkat, banyak tempat di dunia akan berubah secara dramatis," ungkapnya memperingatkan.

Baca juga: Google Cegah Youtuber Penyangkal Krisis Iklim Hasilkan Uang

Model peneliti ini menunjukkan bahwa di bawah skenario mitigasi gas rumah kaca rendah dan menengah, di bawah 2 Celcius, vegetasi dan area penanaman tanaman akan bergerak ke arah kutub.

Skenario suhu bumi di bawah 2 Celcius tersebut akan mengarah pada risiko bahwa tempat-tempat dengan sejarah panjang kekayaan budaya dan ekosistem, seperti lembah Amazon, akan menjadi tandus.

Pada saat yang sama, area yang cocok untuk menanam banyak tanaman juga akan berkurang.

Sementara itu, daerah yang berpenduduk padat seperti India akan menghadapi tekanan panas yang ekstrem, saking tingginya suhu menjadi tidak cocok untuk ditinggali manusia tanpa bantuan alat pelindung diri khusus.

Baca juga: Badan Lingkungan Inggris: Perubahan Iklim Ini antara Beradaptasi atau Mati

Di bawah skenario mitigasi emisi gas rumah kaca yang tinggi, tim melaporkan bahwa mereka memperkirakan permukaan laut akan terus naik sebagai hasil dari perluasan dan pencampuran air di lautan yang memanas.

"Proyeksi ini menunjukkan besarnya potensi pergolakan iklim pada skala waktu yang lebih lama dan berada dalam kisaran penilaian yang dibuat oleh orang lain," kata Dr Lyon.

"Perjanjian Paris, PBB, dan laporan penilaian ilmiah Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, semuanya menunjukkan kepada kita apa yang perlu kita lakukan sebelum tahun 2100, untuk memenuhi tujuan kita, dan apa yang bisa terjadi jika kita tidak melakukannya," kata Dr Lyon.

Temuan lengkap dari penelitian tentang ramalan iklim di Amazon, India, dan wilayah umum dunia ini dipublikasikan dalam jurnal Global Change Biology.

Baca juga: WHO: Perubahan Iklim, Ancaman Kesehatan Terbesar yang Dihadapi Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com