Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebocoran Pandora Papers Ungkap Daftar Nama Orang-orang Penting Ini...

Kompas.com - 04/10/2021, 17:38 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kebocoran Pandora Papers yang dirilis pada Minggu (3/10/2021) mengungkap ratusan orang penting di dunia yang memiliki hubungan dengan hampir 1.000 perusahaan cangkang untuk mengemplang pajak.

Kebocoran Pandora Papers mengungkap setidaknya ada 336 politisi tingkat tinggi dan pejabat publik, termasuk lebih dari puluhan kepala negara dan pemerintahan yang menjabat, masuk dalam daftar orang penting di dunia yang mengemplang pajak.

Siapa saja mereka? Berikut beberapa orang penting di antaranya yang masuk dalam daftar kebocoran Pandora Papers, seperti yang dilansir dari AFP pada Minggu (3/10/2021):

Baca juga: Kebocoran Pandora Papers Ungkap Uang Perusahaan Cangkang hingga Rp 456.817 Triliun

1. Raja Yordania Abdullah II

Raja Yordania, Abdullah II menciptakan jaringan perusahaan cangkang di surga pajak untuk mengumpulkan properti kerajaan senilai 100 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun) antara tahun 2003 dan 2017, termasuk 15 rumah dari Malibu, California hingga Washington dan London.

Kedutaan Yordania di Washington menolak berkomentar, tetapi BBC mengutip pengacara Abdullah II yang mengatakan semua properti dibeli dengan kekayaan pribadi.

Kemudian, pengacara Abdullah II juga mengatakan bahwa menjadi praktik umum bagi individu terkenal untuk membeli properti melalui perusahaan cangkang untuk alasan privasi dan keamanan.

2. Keluarga dan rekan-rekan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev sebenarnya telah lama dituduh korupsi oleh kelompok-kelompok hak asasi.

Dalam kebocoran Pandora Papers disebutkan Presiden Azarbaijan itu diam-diam terlibat dalam transaksi properti di Inggris senilai ratusan juta dollar AS.

Salah satunya adalah properti seharga sekitar 45 juta dollar AS (Rp 641,7 miliar) berupa blok kantor atas nama putra presiden yang berusia 11 tahun, Heyder.

Properti itu berada di pusat kota London dan dibeli pada 2009 oleh perusahaan cangkang yang mulanya dimiliki oleh seorang teman keluarga Ilham Aliyev, sebelum dialihkan kepada putranya, menurut BBC melaporkan.

Baca juga: Pandora Papers: Putin Punya Aset Rahasia di Monako, Presiden Azerbaijan Dituduh Jarah Negara Sendiri

3. Perdana Menteri Ceko

Menurut dokumen kebocoran Pandora Papers, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis memilikii perusahaan cangkang yang digunakan untuk membeli sebuah puri senilai 22 juta dollar AS (Rp 313,7 miliar) di selatan Perancis.

Andrej Babis menghadapi pemilihan umum pada akhir pekan ini, sehingga ia mengecam pengungkapan kebocoran Pandora Papers sebagai "mencoba menodai reputasi saya dan mempengaruhi pemilihan umum Ceko".

Babis memberikan komentar itu dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Ceko, CTK, bahwa "jelas bahwa saya tidak melakukannya, sesuatu yang ilegal atau salah."

4. Presiden Kenya Uhuru Kenyatta

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dituduh bersama 6 anggota keluarga secara diam-diam memiliki jaringan 11 perusahaan cangkang. Salah satunya dinilai memiliki aset sebesar 30 juta dollar AS (Rp 427,8 miliar).

Baca juga: Investor Evergrande Ancam Bunuh Diri karena Seluruh Uang Pensiunnya Hilang

5. Lingkaran dalam Perdana Menteri Pakistan Imran Khan

Anggota lingkaran dalam Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, termasuk menteri kabinet dan keluarga mereka, ditemukan diam-diam memiliki perusahaan cangkang dan perwalian yang memegang jutaan dolar.

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com