Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Haiti Memburuk, Perdana Menteri Pecat Jaksa yang Menuduhnya Terlibat Pembunuhan Presiden

Kompas.com - 15/09/2021, 17:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Krisis politik Haiti memburuk setelah Perdana Menteri Ariel Henry memecat kepala jaksa penuntut umum yang menuduhnya terkait dengan pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Keputusan Henry untuk memecat jaksa Bed-Ford Claude mengungkap pertikaian di tingkat tertinggi dari pemerintah Haiti, lebih dari dua bulan setelah Presiden Moise ditembak mati oleh pembunuh yang menyerbu kediaman pribadinya di Port-au-Prince.

Baca juga: Jaksa Haiti Minta Perdana Menteri Baru Didakwa atas Pembunuhan Presiden Moise

Claude dipecat beberapa jam setelah dia meminta hakim yang menyelidiki pembunuhan Presiden Moise mendakwa perdana menteri atas keterlibatannya dalam kasus tersebut.

“Dengan senang hati saya memberitahu Anda bahwa telah diputuskan untuk menghentikan jabatan Anda,” kata Henry kepada Claude dalam surat yang didistribusikan secara publik pada Selasa (14/9/2021) melansir Al Jazeera.

Henry, seorang politikus moderat dan ahli bedah saraf yang ditunjuk Moise sebagai perdana menteri hanya beberapa hari sebelum kematiannya, dalam upaya untuk mengurangi ketegangan politik.

Dia telah berjanji memperbaiki situasi keamanan yang mengerikan di negara itu, dan untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang lama tertunda.

Dia secara resmi ditunjuk untuk memerintah beberapa hari setelah pembunuhan Moise.

Claude mengatakan pekan lalu bahwa catatan telepon menunjukkan Henry dua kali berkomunikasi dengan seorang pria, yang diyakini sebagai dalang di balik pembunuhan Moise pada malam kejahatan 7 Juli.

Tersangka itu, mantan pejabat kementerian kehakiman yang dibela Henry di depan umum, kini buron.

Baca juga: PM Haiti Menolak Diselidiki Soal Pembunuhan Presiden Moise, Sebut Panggilannya “Taktik Pengalihan”

Henry menolak permintaan jaksa untuk membahas masalah ini, dan menuding proses itu sebagai politisasi meski tidak menanggapi tuduhan tersebut.

Penolakan pemeriksaan Itu mendorong Claude menulis surat kepada hakim yang mengawasi penyelidikan pembunuhan Moise, untuk mendakwa Henry sebagai tersangka, pada Selasa (14/9/2021).

Dia juga menulis kepada imigrasi untuk memberi tahu mereka agar tidak membiarkan Henry meninggalkan negara itu "karena dugaan serius terkait pembunuhan presiden".

Kemudian masih pada hari yang sama, sepucuk surat dari Henry kepada Claude tertanggal Senin (13/9/2021) muncul. Isinya mengatakan dia memecat jaksa tinggi karena "kesalahan administrasi yang serius", tanpa rincian lebih lanjut.

Dalam surat terpisah tertanggal Selasa (14/9/2021), ia menunjuk Frantz Louis Juste untuk jabatan tersebut.

Masih belum jelas apakah perintah itu valid, karena konstitusi 1987 Haiti mengamanatkan bahwa jaksa hanya dapat ditunjuk atau dipecat oleh presiden, posisi yang masih kosong.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Haiti Tembus 2.200, Gangster Tawarkan Pengamanan Bantuan dari Pembajak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com