Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sesumbar Trump Tangani Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan jika Masih Menjabat

Kompas.com - 21/08/2021, 15:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

PALM BEACH, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Donald Trump melontarkan sesumbar seperti apa kebijakannya menangani penarikan pasukan AS dari Afghanistan jika masih menjabat.

Presiden ke-45 AS itu berkoar, jika dia masih memerintah proses pemulangan militer tidak akan menimbulkan kekacauan seperti di era penerusnya, Joe Biden.

"Tidak akan ada kematian, tidak akan ada kekacauan. Mereka bahkan tidak tahu kita sudah pergi dari sana," sumbarnya.

Baca juga: Top Secret, di Balik Jatuhnya Afghanistan ke Tangan Taliban

Pria yang merupakan taipan real estate itu menyatakan, yang pertama akan dia lakukan adalah mengevakuasi seluruh warga AS.

"Kemudian Anda keluarga peralatannya. Lalu bom pangkalannya sampai hancur, baru tarik pasukannya dari Afghanistan," ujar dia.

"Anda tentu tidak bisa melakukannya seperti Biden dan para jenderal pintar lainnya," sindir Trump dilansir Daily Mail Jumat (20/8/2021).

Biden terus menerima kritik karena dianggap terburu-buru menarik pasukan AS dari Afghanistan, yang berakibat pada berkuasanya Taliban.

Dia menerangkan dalam upaya menunjukkan kepercayaan pada pemerintahan yang tersisa, dia memilih menunda evakuasi skala besar.

Keputusan yang diumumkan pada awal tahun ini membuat pangkalan AS di sejumlah tempat, seperti di Bagram, sudah ditinggalkan.

Baca juga: Amnesti Internasional: Taliban Bertanggung Jawab dalam Pembunuhan 9 Pria Etnis Hazara Afghanistan

Karena itu, di media sosial muncul foto maupun video yang menunjukkan anggota Taliban bermain di pusat kebugaran militer AS.

Trump, yang pemerintahannya menjadi sorotan karena menjalin kesepakatan dengan pemberontak, terus mengkritik penerusnya.

Pada Rabu (18/8/2021), mantan presiden dari Partai Republik tersebut mengeluhkan 640 warga Afghanistan yang memadati pesawat C-17.

Suami Melania Trump itu mengeklaim seharusnya pesawat transportasi tersebut diisi dengan warga AS, bukan Afghanistan.

Baca juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Apa Saja Sumber Daya Alam di Sana?

"Pesawat itu harusnya diisi dengan warga AS. America First!" ujar dia sambil melampirkan foto dari CBS News.

Dia juga mengeluhkan seharusnya Washington memprioritaskan warga sipil sebelum memulangkan 2.500 personel militer.

"Bisa dibayangkan kenapa militer dulu yang dikeluarkan, bukan sipil yang sudah berbuat banyak bagi negara kita?" klaimnya.

"Jika saya yang memerintah, maka kebijakan pertama saya adalah mengeluarkan dahulu peralatan dan warga sipil," koarnya.

Baca juga: Seorang Ibu 11 Anak Berhasil Selamatkan 10 Anak Perempuan dari Tim Robotika Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com