Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Pecah di Kuba, Aksi Terbesar sejak 1994

Kompas.com - 12/07/2021, 17:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

HAVANA, KOMPAS.com – Ribuan warga Kuba turun ke jalan untuk mengikuti demonstrasi anti-pemerintah di Havana dan Santiago pada Minggu (11/7/2021).

Demonstrasi itu disebut sebagai aksi demonstrasi terbesar di Kuba sejak beberapa dekade lalu.

Mereka meneriakkan “kebebasan” dan menyerukan agar Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengundurkan diri.

Baca juga: Ribuan Warga Kuba Turun ke Jalan Berdemo Menentang Pemerintahnya

Aksi protes tersebut meletus di tengah krisis ekonomi terburuk yang dialami Kuba sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Kondisi tersebut diperparah dengan lonjakan kasus Covid-19. Banyak warga Kuba yang marah dan memprotes kelangkaan bahan-bahan pokok.

Mereka juga memprotes pembatasan kebebasan sipil dan penanganan pandemi oleh pihak berwenang sebagaimana dilansir Reuters.

Ribuan orang turun ke jalan di berbagai penjuru di Havana. Merela meneriakkan "Diaz-Canel mundur" dan berseru "Fidel”.

Sejumlah kendaraan pasukan khusus, yang dilengkapi senapan mesin, terlihat bersiaga di setiap penjuru ibu kota Kuba tersebut.

Baca juga: Dampak Badai Elsa Meluas, Kuba Evakuasi 180.000 Warga

Polisi yang dikerahkan juga sangat banyak bahkan masih bersiaga setelah sebagian besar pengunjuk rasa pulang pukul 21.00 waktu setempat.

"Kami sedang melalui masa-masa yang sangat sulit," kata seorang guru tari, Miranda Lazara (53), yang bergabung dengan ribuan pengunjuk rasa di Havana.

"Kami membutuhkan perubahan sistem," sambung Lazara.

Pada Minggu, Diaz-Canel yang juga merupakan Ketua Partai Komunis Kuba, menuding aksi unjuk rasa tersebut didalangi oleh musuh negaranya, Amerika Serikat (AS).

Memang, “Negeri Paman Sam” dalam beberapa tahun terakhir memperketat embargo perdagangannya terhadap Kuba.

Baca juga: Cetak Sejarah, China Jadi Konsumen Terbesar Cerutu Kuba

Sebelum ini pun, Washington sudah mengembargo negara pulau tersebut selama puluhan tahun lamanya.

Diaz-Canel mengatakan, kebanyakan para pengunjuk rasa adalah orang polos yang dimanipulasi oleh kampanye media sosial yang diatur AS dan "tentara bayaran" di lapangan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com