Dampak Badai Elsa Meluas, Kuba Evakuasi 180.000 Warga

HAVANA, KOMPAS.com - Kuba telah mengevakuasi 180.000 orang di seluruh pulau di tengah kekhawatiran terjadinya Badai Tropis Elsa.

Badai besar ini kemungkinan bisa menyebabkan banjir parah. Tiga orang dilaporkan tewas di Karibia akibat badai tersebut.

Dilansir Al-Jazeera, peringatan badai tropis berlaku untuk beberapa provinsi Kuba, Havana, Jamaika, Florida Keys, dan pantai barat daya Florida.

Baca juga: Sinopsis Force of Nature, Aksi Pencurian saat Badai, Segera di HBO GO

National Hurricane Center (NHC) yang berbasis di Miami menyatakan, Pemerintah Kuba telah membuka tempat penampungan dan bergerak untuk melindungi tanaman tebu dan kakao sebelum badai semakin besar.

Sementara itu, sebagian besar dari mereka yang dievakuasi, pergi ke rumah kerabat. Ribuan lainnya berlindung di fasilitas pemerintah.

Badai itu mencatat angin berkelanjutan maksimum 95 kilometer per jam pada Minggu (4/6/2021).

Badai itu lantas menguat sepanjang hari dan pada Minggu malam, mulai mendekati wilayah selatan-tengah Kuba.

“Namun, badai akan melemah secara bertahap saat melintasi Kuba. Meski begitu, setelah Elsa muncul di atas Selat Florida dan Teluk Meksiko tenggara, beberapa penguatan kecil mungkin terjadi,” kata badan tersebut.

Baca juga: Badai Pasir Terbesar dalam Satu Dekade Melanda Beijing, 6 Tewas dan Lebih dari 80 Hilang

Elsa, dikenal sebagai badai Kategori 1. Saat ini sudah menyebabkan kerusakan luas di beberapa pulau Karibia timur pekan lalu, sebagai badai pertama musim Atlantik.

Menurut Badan Manajemen Darurat Bencana Karibia, badai itu menewaskan satu orang di Saint Lucia.

Sementara itu, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dan seorang wanita berusia 75 tahun, meninggal pada Sabtu (3/7/2021) dalam peristiwa terpisah di Republik Dominika.

Mereka jadi korban akibat sebuah tembok runtuh.

Baca juga: Texas Kesulitan Air Bersih Saat Badai Musim Dingin -18 Derajat Celcius

Barbados juga termasuk di antara daerah yang paling terpukul, dengan lebih dari 1.100 orang melaporkan rumah yang rusak, termasuk 62 rumah yang benar-benar runtuh.

Pemerintah setempat berjanji untuk menemukan dan mendanai perumahan sementara.

Ini demi menghindari pengelompokan orang di tempat penampungan di tengah pandemi.