Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Berujung Suksesi yang Menangkan PM Baru Israel Naftali Bennett

Kompas.com - 14/06/2021, 16:05 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN

TEL AVIV, KOMPAS.com - Naftali Bennett, mantan komandan dan pebisnis yang saat ini resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, masuk ke politik kisaran 2006.

Bennett bergabung dengan "Leader of the Opposition" saat itu, Benjamin Netanyahu, dan menjabat sebagai kepala stafnya hingga 2008.

Pria yang saat ini berusia 49 tahun ini memimpin tim yang mengembangkan rencana reformasi pendidikan Netanyahu, sekaligus menjalankan kampanye utamanya untuk memimpin Partai Likud.

Baca juga: Profil Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang Baru, Kerap Serukan Caplok Tepi Barat

Perjalanan Bennett akhirnya membawanya berhasil jadi ketua Partai Rumah Yahudi (Habayit Hayehudi) pada 2012, dan memenangkan 12 kursi di Knesset (parlemen Israel).

Di era kepemimpinan Netanyahu yang dimulai pada 2009, Bennett sempat diangkat jadi Menteri Perekonomian dan Menteri Agama, Menteri Urusan Yerusalem dan Diaspora,
serta Menteri Pendidikan.

Sampai bertahun-tahun kemudian, isu goncangnya pemerintahan Netanyahu dimulai.

Israel pun berada dalam periode kekacauan politik selama bertahun-tahun, meskipun sudah mengadakan empat kali pemilihan.

Baca juga: Bagaimana PM Israel Benjamin Netanyahu Mengalami Kejatuhannya

Setelah dua pemilihan umum pada 2019 pun, Netanyahu masih gagal membentuk koalisi. Tapi dirinya tetap menjabat perdana menteri sementara.

Dia sempat membentuk pemerintahan koalisi dengan saingannya, Benny Gantz, tapi juga bubar jalan.

Meski pernah diadili dengan tuduhan korupsi, tapi Netanyahu tetap melenggang di pucuk pemerintahan.

Baca juga: Resmi Dilengserkan sebagai PM Israel, Ini Serangan Benjamin Netanyahu

Barulah pada 2 Juni 2021, sekelompok partai politik Israel dengan ragam ideologi, sepakat menggulingkan Netanyahu.

Yair Lapid, Ketua Partai Yesh Atid, mengatakan bahwa dirinya sudah mendapat dukungan dari mayoritas Knesset untuk merobohkan dominasi Netanyahu.

Sebelum itu, Bennett, yang memimpin partai nasionalis garis keras Yamina, umumkan dukungannya untuk koalisi Lapid pada 30 Mei 2021.

Koalisi ini juga diperkuat Partai United Arab List yang pro-Palestina. Juga tokoh Israel dari sejumlah partai seperti Benny Gantz, Avigdor Lieberman, dan lainnya. Veteran politik Israel dan sejumlah anggota parlemen perempuan juga mendukung.

Koalisi ini punya beraneka ragam haluan, yakni kiri, tengah, kanan, dan Islamis Arab.

Baca juga: Karier Militer Naftali Bennet, PM Israel yang Baru, yang Kontroversial

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com