Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Eropa, Suku Selandia Baru Disebut Jadi Penemu Pertama Antartika

Kompas.com - 14/06/2021, 14:38 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber The Hill

WELLINGTON, KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, sejarawan dan ilmuwan percaya Antartika pertama kali ditemukan oleh orang Eropa dan Amerika.

Tapi menurut sebuah studi baru, ada kemungkinan bahwa suku Maori, penduduk asli Selandia Baru, yang pertama kali melihat lanskap es Antartika.

Pelayaran orang Maori ke benua paling selatan itu mungkin sudah ada sejak abad ke-7, jauh sebelum orang Eropa tiba di sana pada awal abad ke-19.

Baca juga: Meteor Pernah Hantam Antartika 430.000 Tahun yang Lalu, Apa Dampaknya?

Dilansir The Hill, dalam penelitian yang diterbitkan pekan ini di Journal of the Royal Society of New Zealand, disebutkan penampakan daratan Antartika pertama yang dikonfirmasi selalu dikaitkan dengan ekspedisi Rusia pada tahun 1820.

Ada pula yang bersumber dari catatan pertama seseorang yang melangkah ke Antartika, yang akhirnya disebut sebagai penjelajah Amerika, pada 1821.

Tapi, perjalanan navigator Polinesia, kuat dugaan adalah Suku Maori, ke perairan Antartika ternyata berlangsung lebih jauh lagi, yakni sekitar 1.320 tahun yang silam.

Baca juga: Tidak Pakai Dasi Pemimpin Partai Maori Selandia Baru Dikeluarkan dari Parlemen

"Kami menemukan narasi Polinesia tentang pelayaran antar pulau, termasuk pelayaran ke perairan Antartika oleh Hui Te Rangiora dan krunya di kapal, Te Ivi O Atea. Kemungkinan hal ini terjadi pada awal abad ke-7," kata peneliti utama dan ahli biologi konservasi Priscilla Wehi.

Studi ini mengacu pada tradisi lisan dan narasi yang dibagikan dalam komunitas Maori, ditambah ukiran asli suku Maori. Menurut peneliti, semuanya menggambarkan pengembaraan serta pengetahuan navigasi dan astronomi.

Para peneliti juga menemukan sejumlah besar "literatur abu-abu" tentang hal ini, yakni penelitian yang dilakukan di luar jalur akademis, tapi belum diperiksa dengan benar.

Baca juga: Ini Kebudayaan Suku Maori yang Dikunjungi Jokowi di Selandia Baru

"Ketika Anda menggabungkannya, sangat jelas, ada hubungan sejarah yang sangat panjang antara Selandia Baru ke Antartika," kata Wehi.

"Maori berpartisipasi dalam banyak peran dan banyak cara berbeda dalam menemukan Antartika," tambahnya.

Sementara menurut rekan penulis Billy van Uitregt, studi ini menantang kepercayaan umum seputar pengetahuan Maori tentang Antartika, baik dulu maupun sekarang.

"Sejak dulu memang banyak orang Maori yang bekerja di Antartika sebagai peneliti. Mereka berpartisipasi di kapal penangkap ikan Selandia Baru di Samudra Selatan," ujar Billy.

Baca juga: Foto Telanjang Model “Playboy” di Gunung Taranaki Picu Kemarahan Maori

Kesimpulannya, menurut Wehi, melihat masa lalu melalui perspektif yang berbeda menunjukkan bahwa sejarah adalah "multi-dimensi".

"Kontribusi dari banyak kelompok yang sebelumnya kurang terwakili dalam sejarah, mulai dari masyarakat adat hingga perempuan, menjadi terlihat. Dan itulah yang saat ini terjadi dengan sejarah Antartika," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com