TEL AVIV, KOMPAS.com - Naftali Bennett, mantan komandan dan pebisnis yang saat ini resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, masuk ke politik kisaran 2006.
Bennett bergabung dengan "Leader of the Opposition" saat itu, Benjamin Netanyahu, dan menjabat sebagai kepala stafnya hingga 2008.
Pria yang saat ini berusia 49 tahun ini memimpin tim yang mengembangkan rencana reformasi pendidikan Netanyahu, sekaligus menjalankan kampanye utamanya untuk memimpin Partai Likud.
Baca juga: Profil Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang Baru, Kerap Serukan Caplok Tepi Barat
Perjalanan Bennett akhirnya membawanya berhasil jadi ketua Partai Rumah Yahudi (Habayit Hayehudi) pada 2012, dan memenangkan 12 kursi di Knesset (parlemen Israel).
Di era kepemimpinan Netanyahu yang dimulai pada 2009, Bennett sempat diangkat jadi Menteri Perekonomian dan Menteri Agama, Menteri Urusan Yerusalem dan Diaspora,
serta Menteri Pendidikan.
Sampai bertahun-tahun kemudian, isu goncangnya pemerintahan Netanyahu dimulai.
Israel pun berada dalam periode kekacauan politik selama bertahun-tahun, meskipun sudah mengadakan empat kali pemilihan.
Baca juga: Bagaimana PM Israel Benjamin Netanyahu Mengalami Kejatuhannya
Setelah dua pemilihan umum pada 2019 pun, Netanyahu masih gagal membentuk koalisi. Tapi dirinya tetap menjabat perdana menteri sementara.
Dia sempat membentuk pemerintahan koalisi dengan saingannya, Benny Gantz, tapi juga bubar jalan.
Meski pernah diadili dengan tuduhan korupsi, tapi Netanyahu tetap melenggang di pucuk pemerintahan.
Baca juga: Resmi Dilengserkan sebagai PM Israel, Ini Serangan Benjamin Netanyahu
Barulah pada 2 Juni 2021, sekelompok partai politik Israel dengan ragam ideologi, sepakat menggulingkan Netanyahu.
Yair Lapid, Ketua Partai Yesh Atid, mengatakan bahwa dirinya sudah mendapat dukungan dari mayoritas Knesset untuk merobohkan dominasi Netanyahu.
Sebelum itu, Bennett, yang memimpin partai nasionalis garis keras Yamina, umumkan dukungannya untuk koalisi Lapid pada 30 Mei 2021.
Koalisi ini juga diperkuat Partai United Arab List yang pro-Palestina. Juga tokoh Israel dari sejumlah partai seperti Benny Gantz, Avigdor Lieberman, dan lainnya. Veteran politik Israel dan sejumlah anggota parlemen perempuan juga mendukung.
Koalisi ini punya beraneka ragam haluan, yakni kiri, tengah, kanan, dan Islamis Arab.
Baca juga: Karier Militer Naftali Bennet, PM Israel yang Baru, yang Kontroversial
Keduanya sepakat menjadikan Bennett menjabat di dua tahun pertama, untuk selanjutnya digantikan Lapid.
Sebelumnya, Lapid memang diberi kesempatan untuk menyatukan koalisi partai yang dapat mengumpulkan mayoritas di Knesset dengan 120 kursi itu.
Ini dilakukan setelah Netanyahu gagal melakukannya pada awal Mei.
Baca juga: Naftali Bennett Jadi Perdana Menteri Israel Baru, Joe Biden Ucapkan Selamat
Koalisi sudah mencapai tujuannya. Netanyahu gagal raih kursi, dan sekarang Bennett, mantan kepala staf dan menteri kepercayaannya, dengan penuh percaya diri maju menggantikannya.
Minggu, 13 Juni 2021. Era baru dimulai. Bennett gantikan Netanyahu yang sudah 12 tahun duduk di singgasananya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.