Perusahaan "Zombie" di Korsel Bertambah pada 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

SEOUL, KOMPAS.com - Perusahaan zombie yang merujuk pada perusahaan tidak mampu membayar kembali biaya pinjaman dengan laba operasionalnya, di Korea Selatan (Korsel) tahun lalu kian meningkat di tengah penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19, menurut data bank sentral Korsel pada Kamis (3/6/2021).

Porsi perusahaan zombie mencapai 34,5 persen dari total perusahaan di Korsel pada 2020, naik 3,5 poin persentase dari tahun sebelumnya, menurut Bank of Korea (BOK).

Xinhua melaporkan, angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak pengumpulan data dimulai pada 2013.

Baca juga: Antisipasi “Hari Kiamat,” Korsel Simpan 100.000 Benih dalam Bahtera Nuh Kedua di Dunia

Hasil tersebut berdasarkan penilaian terhadap 25.871 perusahaan yang menjadi subyek audit eksternal, termasuk 10.929 perusahaan manufaktur dan 14.942 perusahaan non-manufaktur.

Produk Domestik Bruto (PDB) riil Korsel, disesuaikan dengan inflasi menyusut 1,0 persen tahun lalu, mencatat penurunan pertama sejak 1998 sebagai imbas dari pandemi.

Di tengah kemerosotan secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan terkemuka mencatat profitabilitas yang tinggi tahun lalu.

Persentase perusahaan yang membukukan rasio laba operasional terhadap biaya bunga di atas 500 persen, naik menjadi 41,2 persen dari total pada 2020 dibandingkan 40,9 persen pada tahun sebelumnya.

Baca juga: Istri Dubes Belgia Akan Pakai Hak Kebal Hukum Usai Tampar Staf Toko di Korsel

Rata-rata rasio laba operasional terhadap pendapatan perusahaan naik dari 4,8 persen pada 2019 menjadi 5,1 persen pada 2020.

Sementara itu, pendapatan rata-rata perusahaan turun 3,2 persen pada 2020, setelah menyusut 1,0 persen pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, pendapatan di antara manufaktur turun 3,6 persen, sedangkan untuk non-manufaktur angkanya menyusut 2,6 persen tahun lalu.

Baca juga: Terlilit Korupsi, Rumah Mantan Presiden Korsel Disita Pengadilan