Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Prabowo Subianto Bertemu Menlu Korsel, Hadiri Peluncuran Jet Tempur KF-X

Kompas.com - 09/04/2021, 17:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto bertemu Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Chung Eui-yong, di Seoul.

Menhan Prabowo dilaporkan datang pada Jumat (9/4/2021) atas undangan pemerintah "Negeri Ginseng".

Ketua Umum Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu bakal menghadiri upacara yang menandai debut KF-X.

Baca juga: Pesawat Rusia Terbang Mendekat, Inggris Kerahkan Jet Tempur

Diberitakan Associated Press, KF-X merupakan jet tempur pertama yang diproduksi oleh Korea Selatan.

Presiden Moon Jae-in memuji pesawat itu sebagai tulang punggung angkatan udara "Negeri Ginseng" di masa depan.

Jet tempur generasi terbaru ini dikembangkan oleh pabrika dirgantara Korea Aerospace Industries Ltd (KAI).

Dikutip Reuters, pesawat itu didesain menjadi alternatif lebih murah dari F-35 yang diproduksi AD.

"Era baru kemerdekaan dalam pertahanan dimulai," jelas Presiden Moon berdasarkan transkrip yang dirilis kantornya.

Presiden sejak 2017 itu berusaha mendongkrak industri pertahanan, salah satunya demi meningkatkan ekonomi negara lewat ekspor.

Baca juga: 2 Jet Tempur Taiwan Tabrakan, 1 Pilot Tewas, 1 Masih Hilang

Namun di sisi lain, dia juga berusaha untuk mengurangi ketergantungan dari sekutu utamanya, AS.

KAI berencana melakukan tes darat pada tahun ini, dengan penerbangan perdana dimulai di tahun depan.

Seoul berencana mengganti sejumlah jet tempur F-4 dan F-5 yang sudah dimakan usia, maupun menggeber ekspor.

Presiden Moon menerangkan, angkatan udara Korsel akan mempunyai 40 unit KF-X pada 2028, dan 120 di 2032.

Ketika diterjunkan oleh militer negara tetangga Korea Utara itu, jet tempur tersebut dikenal sebagai KF-21 Boramae.

Baca juga: Pamer Kekuatan ke Iran, Pesawat Pengebom B-52 AS Diapit Jet Tempur Israel

Korea Selatan dan Indonesia pada 2014 menyetujui pengembangan, dengan nilai proyek mencapai 7,5 triliun won (Rp 97,5 triliun).

Indonesia direncanakan membayar 20 persen dari biayanya. Namun pada 2018, Jakarta melakukan renegosiasi.

Alasan utama negosiasi ulang adalah untuk menghilangkan tekanan pada cadangan devisa, kemudian berupaya mengurangi biaya.

Karena itu, Menhan Prabowo Subianto bakal mendiskusikan isu ini dengan Chung Eui-yong dalam kunjungan ke Seoul.

Kementerian Pertahanan RI sendiri tidak menyebutkan mengenai pendanaan tersebut. Hanya menyatakan dua negara sepakat memperdalam kerja sama.

Baca juga: Jet Tempur Perancis Terbang Terlalu Rendah dan Hantam Kabel Listrik, Satu Desa Padam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com