SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan menyimpan benih dari hampir 5.000 spesies tanaman liar di terowongan bawah tanah, yang dirancang aman dari ledakan nuklir, perubahan iklim, hingga bencana alam.
Hal itu dilakukan menanggapi peringatan para peneliti, soal kepunahan tanaman yang kini berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Baca juga: Mengenal Ilyushin Il-80 Maxdome, Pesawat Hari Kiamat Milik Rusia yang Komponennya Dicuri Orang
Semua itu terjadi bahkan sebelum banyak spesies dikatalogkan dalam program tersebut. Penyebabnya antara lain peningkatan populasi manusia, polusi dan penggundulan hutan.
“Pusat Gudang Benih Arboretum Nasional Baekdudaegan memelihara hampir 100.000 benih dari 4.751 spesies tanaman liar yang berbeda. Tujuannya untuk memastikan mereka (tanaman) tidak musnah karena ‘peristiwa apokaliptik’,” kata Lee Sang-yong, pemimpin fasilitas itu.
Kepada AFP dia mengatakan bahwa Pusat Gudang Benih Arboretum Nasional Baekdudaegan adalah salah satu dari hanya dua fasilitas semacam itu di dunia.
Fungsinya tidak seperti bank benih yang lebih umum, di mana sampel disimpan dan ditarik secara teratur untuk berbagai tujuan.
Benih di gudang itu dimaksudkan untuk penyimpanan permanen. Artinya, penggunaannya hanya sebagai sarana terakhir sebagai upaya untuk mencegah kepunahan.
Bungker itu ditetapkan sebagai instalasi keamanan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.
Fasilitas tersebut dikelilingi oleh pagar kawat dan puluhan kamera, dengan pembatasan pengambilan gambar dan patroli polisi secara teratur.
Baca juga: Sedang Dikandangkan, Komponen Pesawat Hari Kiamat Milik Rusia Dicuri
Di dalam, terdapat lift mengarah sekitar delapan lantai turun ke terowongan beton besar. Di sana dua pintu baja berat menjaga ruang penyimpanan, dan rak-rak penyimpanan.
Suhu minus 20 derajat Celcius dipertahankan di ruangan penyimpanan untuk melestarikan benih. Sementara tingkat kelembaban di atur 40 persen agar simpanan tetap layak.
Sampel lemari besi sebagian besar adalah flora dari semenanjung Korea.
Tetapi dengan kapasitas dua juta benih, Korea Selatan membuat ruangnya tersedia untuk negara lain. Kazakhstan dan Tajikistan di antara negara yang telah menerima tawaran itu.
Negara deposan itu, mempertahankan kepemilikan sampel mereka, dan memiliki kontrol atas penarikan benihnya.
"Kubah itu menyimpan benih untuk mencegah kepunahannya, jadi skenario terbaiknya adalah benih itu tidak perlu dikeluarkan," ujar Lee.