Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2021, 08:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Vox

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi dilengserkan dalam pemilihan di Knesset atau parlemen, Minggu (13/6/2021).

Setelah 12 tahun berkuasa, Netanyahu harus menyerahkan kursi kepemimpinannya kepada mantan sekutu yang kini jadi rivalnya, Naftali Bennett.

Selama 10 tahun, dari periode 2009 sampai 2019, Netanyahu mendapatkan kemenangan meyakinkan dari sayap kiri dan tengah.

Baca juga: Resmi Dilengserkan sebagai PM Israel, Ini Serangan Benjamin Netanyahu

Namun, petaka mulai datang di 2019. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya seperti dilansir dari Vox.

Berawal dari penangguhan wajib militer untuk Yahudi ultra Ortodoks

Dalam pemilu 2019, partai Netanyahu, Likud, dan sekutunya di sayap kanan mendapatkan suara mayoritas di Knesset.

Nampaknya, mereka akan meneruskan kekuasaan mereka yang begitu langgeng hingga partai nasionalis sekular, Yisrael Beiteinu, menolak bergabung.

Partai yang dipimpin Avigdor Lieberman itu tidak setuju pengecualian wajib militer bagi Yahudi ultra Ortodoks.

Ketidaksetujuan Yisrael Beiteinu tersebut membuat Benjamin Netanyahu tidak bisa membentuk pemerintahan.

Baca juga: Benjamin Netanyahu Resmi Dilengserkan dari Kursi PM Israel, Ini Penggantinya

Hingga akhirnya, Israel kembali memasuki pemilu kedua di September 2019. Saat itulah, muncul dugaan Netanyahu melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

Sebelum 2009, PM Israel yang akrab disapa Bibi itu sempat menjabat sebagai orang nomor satu pada 1996 sampai 1999.

Kekalahannya dari Ehud Barak membuatnya sadar: dia harus mendekatkan publik dengan mengendalikan pers.

"Aku harus punya media sendiri," ujar dia saat itu. Jadi setelah kembali berkuasa pada 2009, Netanyahu melakukan manuver.

Dia mendekati dua media berpengaruh Israel, Yedioth Ahronoth dan portal online bernama Walla! News.

Netanyahu nampaknya sukses dengan Walla. Dia setuju media itu melakukan merger dengan syarat pemberitaannya harus mau dikendalikan.

Baca juga: Benjamin Netanyahu Siap-siap Akan Kehilangan Kekuasaan Atas Israel

Dengan upayanya mengendalikan media independen, apa yang dilakukan Netanyahu tidak saja tak demokratis, tetapi juga ilegal.

Halaman:
Sumber Vox

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com