Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benjamin Netanyahu Siap-siap Akan Kehilangan Kekuasaan Atas Israel

Kompas.com - 13/06/2021, 11:46 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

TEL AVIV, KOMPAS.com - Parlemen Israel diperkirakan menyetujui pembentukan pemerintahan baru untuk mengakhiri 12 tahun pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pemerintahan baru, sebuah koalisi partai yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah mendominasi suara dengan selisih tipis.

Koalisi partai itu akan mengakhiri lebih dari 2 tahun kelumpuhan politik negara, di mana 3 kali pemilu tidak menghasilkan perubahan.

Baca juga: Akhir Pekan Ini, Nasib PM Israel Benjamin Netanyahu Ditentukan

Melansir BBC pada Minggu (13/6/2021), nasionalis sayap kanan Naftali Bennett siap untuk merebut posisi Perdana Menteri dengan kesepakatan berbagai kekuasaan bersama seorang pemimpin sentris.

Di bawah perjanjian koalisi, Bennett, yang mengepalai Partai Yamina, akan menjabat hingga September 2023.

Kemudian, ia akan menyerahkan kepemipinan kepada Yair Lapid, pemimpin Yesh Atid untuk 2 tahun lagi.

Netanyahu, pemimpin terlama Israel, yang telah mendominasi politik selama bertahun-tahun, akan tetap menjadi kepala partai sayap kanan, Likud, dan menjadi pemimpin oposisi.

Dia sejauh ini terus mencerca melawan pemerintahan baru, menyebutnya sebagai "koalisi penipu dan berbahaya". Ia juga telah bersumpah untuk "menggulingkannya dengan cepat".

Sementara itu, persidangan Netanyahu atas tuduhan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan, masih terus berlanjut, meski ia telah beberapa kali membantahnya.

Baca juga: Blok Anti-Netanyahu Dijegal Parlemen, Gejolak Politik Israel Berlanjut

Oposisi terhadap Netanyahu yang tetap berkuasa telah tumbuh, tidak hanya di antara sayap kiri dan tengah. Namun, juga di antara partai-partai sayap kanan yang biasanya secara ideologis bersekutu dengan Likud, seperti Yamina.

Meskipun Yamina berada di urutan kelima dalam pemilihan dengan hanya memiliki 7 kursi, tetapi dukungannya sangat penting, jika ada pemerintah koalisi potensial yang ingin mendapatkan mayoritas di parlemen.

Setelah berminggu-minggu Lapid bernegosiasi dengan Yamina, tapi hasilnya membawa Yamina untuk berpaling ke konstelasi partai-partai yang bersatu untuk mencopot Netanyahu dari jabatannya.

Pada 2 Juni, perjanjian ditandatangani yang melibatkan 8 faksi dengan 61 kursi yang dibutuhkan untuk mayoritas suara, hanya setengah jam sebelum tenggat waktu yang secara efektif menyegel nasib Netanyahu.

Baca juga: Netanyahu Klaim Ada Kecurangan Besar di Pemilu Israel, Tuduh Oposisi Bermuka Dua

Pemerintahan baru

Pemerintahan baru Bennett akan berbeda dengan pemerintahan sebelumnya dalam 73 tahun sejarah Israel.

Aliansi Bennett tersebut berisi partai-partai yang memiliki perbedaan ideologis yang luas dan mungkin yang paling signifikan dengan masuknya Partai Raam, partai Arab independen pertama menjadi bagian dari koalisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com