Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blok Anti-Netanyahu Dijegal Parlemen, Gejolak Politik Israel Berlanjut

Kompas.com - 08/06/2021, 08:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Ketegangan politik di Israel diperkirakan akan terus berlanjut hingga minggu depan, setelah Ketua Parlemen Israel menolak menjadwalkan pemungutan suara untuk koalisi oposisi.

Proses itu diperlukan untuk membuka jalan menggulingkan perdana menteri veteran Benjamin Netanyahu yang telah berkuasa selama 12 tahun berturut-turut.

Baca juga: Hamas Peringatkan Ancaman Kekerasan Baru, Israel Batalkan Pawai Yerusalem

Politisi bertukar tuduhan yang mendiskreditkan proses politik, setelah Netanyahu menuduh musuh-musuhnya melakukan "penipuan pemilu terbesar" dalam sejarah demokrasi Israel.

Berbicara setelah dinas keamanan mengeluarkan peringatan langka terhadap hasutan online, Yair Lapid dari kelompok tengah, menyerukan bahwa "kekerasan dan hasutan terhadap anggota Knesset" adalah "bertentangan dengan inti dari proses demokrasi".

Arsitek aliansi delapan partai yang rapuh itu menambahkan, bahwa "beberapa hari terakhir membuktikan betapa kita membutuhkan perubahan".

Tapi Lapid, yang juga adalah mantan presenter televisi, bersumpah bahwa "pemerintah ini akan dibentuk".

"Tidak pernah ada sesuatu yang 100 persen dalam politik Israel, tetapi pemerintah ini memiliki peluang terbaik untuk mewujudkannya," kata Lapid kepada wartawan.

Anggota koalisi "perubahan" mengharapkan pemungutan suara pada Rabu (9/6/2021).

Namun, ketika memperkenalkan pemerintahan baru yang potensial kepada Knesset, juru bicara Yariv Levin, seorang anggota partai Likud yang dekat dengan Netanyahu, hanya mengatakan bahwa sesi mosi tidak percaya akan diadakan pada 14 Juni.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Diana Nama Putri Pangeran Harry dan Meghan Markle | Partai Arab Bersatu di Balik Runtuhnya PM Israel


Gejolak politik Israel terjadi beberapa minggu setelah perang terbaru Israel di Jalur Gaza melawan kelompok militan Hamas, yang diwarnai baku tembak roket dan serangan udara.

Hamas pada Senin (7/6/2021) mengancam eskalasi baru atas rencana pawai sayap kanan Israel melalui daerah-daerah titik nyala Yerusalem timur yang dicaplok pada Kamis (11.99).

Namun penyelenggara kemudian mengatakan mereka telah membatalkan acara tersebut setelah polisi menolak untuk menyetujui rute tersebut.

Jika legislatif Israel, Knesset, menyetujui koalisi baru, itu bisa berarti akhir dari kekuasaan pemimpin veteran yang kerap dijuluki Bibi itu telah benar-benar mendominasi politik Israel.

Saingan sayap kanannya Naftali Bennett, muncul sebagai peminpin dalam aliansi ideologis yang terpecah, dan mendesak Netanyahu untuk "melepaskan" jabatannya.

Netanyahu (71 tahun), menghadapi tuduhan korupsi yang dapat mengakibatkan hukuman penjara. Dia telah beretorika untuk menghancurkan koalisi yang baru lahir.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com