Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Kritik Koalisi Baru Oposisi Israel Berbahaya bagi Negara

Kompas.com - 04/06/2021, 17:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam koalisi baru yang dibentuk oposisi dan menyebutnya berbahaya untuk negara.

Pada Rabu (2/6/2021) berita tentang pembentukan koalisi baru muncul ketika Yair Lapid, pemimpin partai tengah Yesh Atid menelpon Presiden Reuven Rivlin untuk memberitahu bahwa 8 partai oposisi telah sepakat untuk menggulingkan Netanyahu.

Namun koalisi baru masih membutuhkan dukungan parlemen agar langkah mereka dapat diimplementasikan.

Baca juga: Oposisi Israel Sepakat Bentuk Pemerintahan Baru dan Gulingkan Benjamin Netanyahu

Sementara Netanyahu tidak bisa membentuk koalisi sendiri, meski partai Likud yang dipimpinnya memenangkan kursi parlemen dalam pemungutan suara pada Maret lalu.

Melansir The Sun pada Kamis (3/6/2021), Netanyahu langsung mendesak anggota parlemen Israel, Knesset "dipilih dengan suara dari kanan" untuk menentang oposisi, saat pertama mendengar pembentukan koalisi baru di pihak oposisi.

Sebelumnya, perdana menteri yang telah memimpin selama 12 tahun ini telah mendesak politisi nasionalis untuk tidak mendirikan yang ia sebut "pemerintah kiri".

Dalam sebuah unggahan di Twitter, pria 71 tahun itu mengkiritik koalisi baru itu "sayap kiri" dan "berbahaya".

Baca juga: Muncul Koalisi Baru, Israel di Ambang Akhir Era Benjamin Netanyahu

"Pemerintahan seperti ini adalah bahaya bagi keamanan Israel dan juga bahaya bagi masa depan negara," kata Netanyahu.

Ia juga menyebut pemerintahan baru Israel yang diusulkan sebagai "penipuan abad ini".

Sementara pihak Lapid mengatakan langkah pembentukan pemerintah baru Israel adalah untuk kebaikan seluruh masyarakat Israel.

"Pemerintah ini...akan menghormati lawan-lawannya dan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menyatukan dan menghubungkan semua bagian masyarakat Israel," kata Lapid di Twitter.

Ancaman terhadap kepemimpinannya selama 12 tahun sebagai perdana menteri karena munculna kontroversi terbaru selama kepemimpinannya.

Baca juga: Kiriman Dana Bitcoin ke Hamas Melonjak Pasca-Perang 11 Hari dengan Israel

Kontroversi kepemimpinan

Konflik eksternal terbaru Israel terkait Palestina disebut juga memiliki dampak besar terhadap kepemimpinan Benjamin Netanyahu.

Selama bentrokan berdarah selama 11 hari antara Israel dan Hamas sejak 10 Mei yang diwarnai dengan serangan bom dan roket, Netanyahu mengikuti tekanan global untuk membuat kesepakatan gencatan senjata.

Namun, sebelumnya ia telah mengancam akan "menaklukkan" Hamas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com