Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Myanmar Minta Keluarga Bayar Rp 1,2 Juta jika Ingin Ambil Jenazah Kerabat yang Tewas

Kompas.com - 12/04/2021, 21:54 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

YANGON, KOMPAS.com - Militer Myanmar meminta keluarga membayar 85 dollar AS (Rp 1,2 juta) untuk mengambil jenazah kerabat yang dibunuh oleh pasukan keamanan, dalam tindakan keras berdarah pada Jumat (9/4/2021).

“Sedikitnya 82 orang tewas Jumat di Bago, 90 kilometer (56 mil) timur laut Yangon. Insiden terjadi setelah kota itu "digerebek" oleh pasukan keamanan militer,” kata kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) melansir CNN.

Baca juga: Militer Myanmar Jatuhkan Dakwaan Pidana Baru untuk Suu Kyi

AAPP melaporkan lebih dari 700 orang tewas sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Myanmar dalam kudeta 1 Februari.

Sejak itu, pasukan keamanan junta yang terdiri dari polisi, tentara, dan pasukan elite kontra-pemberontakan telah melakukan tindakan keras sistematis, terhadap pengunjuk rasa yang tidak bersenjata dan damai. Mereka menahan sekitar 3.000 orang dan memaksa para aktivis bersembunyi.

AAPP juga mengatakan Militer Myanmar menembaki pengunjuk rasa anti-kudeta di kota Bago pada Jumat, menggunakan senapan serbu, granat berpeluncur roket (RPG), dan granat tangan.

Banyak penduduk telah melarikan diri ke desa terdekat sejak penggerebekan hari Jumat. Internet telah terputus di daerah itu sejak hari itu dengan pasukan keamanan sedang menggeledah lingkungan sekitar.

"Saya tinggal di jalan utama. Pasukan keamanan sering datang dan pergi," kata seorang saksi mata yang tinggal di kota Bago, yang tidak dapat disebutkan namanya untuk tujuan keamanan, mengatakan kepada CNN pada Minggu (11/4/2021).

Menurutnya, mayat telah menumpuk di kamar mayat setelah penembakan. "Karena ancaman itu, kami harus pindah ke rumah di desa terpencil terdekat,"

Baca juga: Duta Besar Myanmar untuk PBB Desak Larangan Terbang ke Myanmar, Usai Lebih dari 600 Jiwa Tewas

Militer sekarang menuntut keluarga membayar 120.000 kyat Myanmar (85 dollar AS) untuk mengambil jenazah kerabat yang meninggal minggu lalu, menurut sebuah unggahan di Facebook dari Serikat Mahasiswa Universitas Bago.

Layanan Burma Radio Free Asia mengonfirmasi laporan dari Perkumpulan Mahasiswa Universitas Bago. CNN belum secara independen memverifikasi laporan tersebut dan telah menghubungi militer untuk memberikan komentar.

Sebuah kendaraan polisi diparkir di sebuah jalan di kota Okkalapa Selatan untuk memblokir pertemuan pengunjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Myanmar, Jumat (9/4/2021).

Militer Myanmar mengklaim pasukannya diserang oleh pengunjuk rasa di Bago Jumat, menurut surat kabar milik pemerintah Global New Light of Myanmar.

Dilaporkan juga bahwa pasukan keamanan diserang oleh kelompok perusuh saat memindahkan penghalang jalan yang diperkuat oleh para perusuh di jalan-jalan di Bago saat itu.

Junta juga mengklaim perusuh menggunakan senjata buatan tangan, botol api, panah, perisai dan granat buatan tangan, untuk menyerang pasukan keamanan.

Surat kabar itu mengatakan seorang pengunjuk rasa tewas dalam insiden Jumat (9/4/2021). "Bukti granat dan amunisi yang disita menunjukkan senjata kecil digunakan," tambah laporan itu.

Baca juga: Aparat Myanmar Tembakkan Granat, 80 Demonstran Tewas

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com