Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2021, 07:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Lebih dari 80 demonstran tewas setelah aparat Myanmar menembaki mereka dengan senapan granat.

Jenazah pengunjuk rasa ditumpuk di pagoda kota Bago, setelah kembali terjadi kerusuhan dalam demo menentang kudeta militer 1 Februari.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menerangkan, mereka yakin sekitar 80 pengunjuk rasa terbunuh.

Baca juga: Pemuda Myanmar Sebar “Molotov” Lawan Pemutusan Internet Junta

"Ini seperti pembantaian. Mereka menembak dari balik bayangan," ujar Ye Htut kepada media lokal Myanmar Now.

Di media sosial, banyak warga kota yang berlokasi sekitar 90 km dari Yangon terpaksa melarikan diri, dilansir Sky News Minggu (12/4/2021).

Junta militer melakuan kudeta pada 1 Februari, dan menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi.

Tatmadaw, nama resmi junta, memberlakukan keadaan darurat selama setahun, memblokir internet, dan menerapkan jam malam.

Kerusuhan pun pecah hampir setiap hari, di mana aparat mengerahkan tank hanya untuk membubarkan massa.

Junta militer mengeklaim mereka mengudeta karena partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), mencurangi pemilu November 2020.

Baca juga: Korban Sipil Tewas di Kudeta Myanmar Capai Lebih dari 700 Orang

Lebih dari 80 demonstran tewas terjadi setelah AAPP merilis laporan, sekitar 43 orang tewas dalam kekerasan.

Lebih dari 600 orang terbunuh di tangan aparat, demikian laporan AAPP yang mendapat sanggahan dari AAPP.

Juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun pada Jumat (9/4/2021) berdalih, 248 warga sipil dan 16 polisi tewas.

Baca juga: Cerita Pengungsi yang Kabur dari Myanmar, 2 Kali Gagal Kabur ke India

Pihaknya membantah disebut menggunakan senapan mesin untuk memukul mundur massa penentang kudeta.

Sementara itu, aliansi etnis bersenjata menyerang pos polisi pada Sabtu (10/4/2021), dan membunuh setidaknya 10 penegak hukum.

Pos di Naungmon diserang oleh aliansi Tarakan Army, Pasukan Pembebasan Nasional Ta'ang, Aliansi Tentara Nasional Myanmar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com