Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Terima Suap Rp 8,6 Miliar

Kompas.com - 11/03/2021, 18:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Junta militer Myanmar menuding pemimpin sipil Aung San Suu Kyi menerima suap 600.000 dollar AS (Rp 8,6 miliar).

Juru bicara junta, Birgadir Jenderal Zaw Min Tun dalam jumpa pers berujar, Suu Kyi juga didakwa menerima emas selama menjabat.

Brigjen Zaw menerangkan, mereka sudah memverifikasi informasi itu dan menginterogasi beberapa orang.

Baca juga: Serukan Aung San Suu Kyi Dibebaskan, Dubes Myanmar untuk Inggris Dipulangkan

Dilansir AFP maupun Reuters via Channel News Asia Kamis (11/3/2021), Suu Kyi dituding menerima 11 kilogram emas.

"Kami baru saja mendapati Daw Aung San Suu Kyi menerima suap 600.000 dollar AS dan tujuh viesses emas. Komisi anti-korupsi tengah menyelidikinya," ujar dia.

Brigjen Zaw melanjutkan, junta militer menuding Presiden Win Myint dan beberapa anggota kabinet melakukan korupsi.

Bahkan dalam klaim junta, Presiden Win menekan komisi pemilihan agar tidak memproses laporan kecurangan dalam pemilu 2020.

Tuduhan ini terjadi di tengah bentrokan yang kembali terjadi antara aparat dan demonstran, dengan tujuh orang tewas.

Enam orang di antaranya terbunuh di kota Myaing ketika aparat mulai menembaki para demonstran.

Baca juga: Pejabat Kedua dari Partai Aung San Suu Kyi Tewas dalam Tahanan Militer Myanmar

Kabar kematian enam pengunjuk rasa itu diungkap salah satu peserta aksi yang ikut membawa jenazah korban ke rumah sakit.

"Padahal kami berunjuk rasa secara damai. Kami tak percaya penegak hukum seperti itu," ujar pria 31 tahun tersebut.

Media Myanmar memberitakan, satu orang lainnya tewas di Distrik Dagon Utara, yang berlokasi di Yangon.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik sebelumnya menyatakan, lebih dari 60 orang tewas dan 2.000 lainnya ditangkap sejak massa menentang kudeta 1 Februari.

Pegiat HAM seperti Amnesty International menegaskan, aparat Myanmar memang sudah berniat untuk melukai massa.

Baca juga: ASEAN Upayakan Dialog Junta Militer dan Aung San Suu Kyi, Massa Sambut dengan Kritikan

Memeriksa sekitar 50 video, Amnesty menerangkan bahwa pasukan keamanan dibekali dengan senjata level tempur demi membubarkan demonstran.

Direktur Respons Krisis di Amnesty Joanne Mariner berujar, taktik yang digunakan Tatmadaw, nama militer Myanmar, sama sekali tidak baru.

"Namun aksi pembunuhan yang mereka lakukan sebelumnya belum pernah direkam seperti ini, dan disiarkan ke seluruh dunia," jelasnya.

Mariner menjelaskan, apa yang dilakukan oleh para komandan lapangan Tatmadaw jelas dikategorikan kejahatan kemanusiaan.

Baca juga: Pertama Kalinya, Aung San Suu Kyi Muncul sejak Kudeta Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com