Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya, Aung San Suu Kyi Muncul sejak Kudeta Myanmar

Kompas.com - 01/03/2021, 15:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk pertama kalinya muncul sejak kudeta yang didalangi militer.

Suu Kyi dihadirkan di sidang melalui telekonferensi, dari tempat dia ditahan di sebuah lokasi yang tak diketahui.

Berdasarkan keterangan pengacaranya, Suu Kyi nampak dalam kondisi baik dan minta berbicara dengan tim kuasa hukumnya.

Baca juga: Tato Wajah Aung San Suu Kyi Jadi Tren Atribut Massa Anti-Kudeta Militer Myanmar

Sejak kudeta militer dan penangkapannya pada 1 Februari lalu, Myanmar dilanda aksi protes berujung kericuhan antara polisi dan publik.

Dalam demonstrasi yang berlangsung Minggu (28/2/2021), 18 orang tewas dengan 30 lainnya dilaporkan mengalami luka.

Unjuk rasa kembai pecah Senin (1/3/2021), dengan massa menuntut agar pemerintahan Aung San Suu Kyi dipulihkan.

Mereka juga meminta agar selain Suu Kyi, tokoh politik di partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dibebaskan.

Militer Myanmar berkilah, kudeta harus mereka lakukan karena NLD dituding melakukan kecurangan, tanpa disertai bukti klaimnya.

Baca juga: Hari Paling Berdarah sejak Kudeta Militer Myanmar, 18 Orang Tewas dalam Sehari

Di mana keberadaan Suu Kyi?

Dilansir BBC, sejak ditangkap pada 1 Februari, tak ada yang tahu di mana Suu Kyi ditahan hingga dia dihadirkan di sidang.

Awalnya, pemimpin de factor dengan gelar "Kanselir Negara" itu didakwa mengimpor walkie talkie dan melanggar aturan bencana alam.

Tetapi, dia diyakini mendapat dakwaan baru, termasuk melanggar aturan Covid-19 dalam pemilu November tahun lalu.

Baca juga: 18 Orang Tewas dalam Sehari di Myanmar, Begini Respons Dunia

Dakwaan pertama mengandung ancaman penjara hingga tiga tahun. Persidangan itu dilaporkan digelar hingga 15 Maret.

Myanmar Now melaporkan, Presiden Win Myint juga dijerat dengan pelanggaran pasal 505 undang-undang pidana setempat.

Popularitas penerima Nobel Perdamaian pada 1991 itu masih populer di negara yang dulunya bernama Burma tersebut.

Namun di luar negeri, Aung San Suu Kyi masih menerima kritik tajam buntut sikap diamnya saat militer menindak etnis Rohingya.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dapat Dakwaan Tambahan dalam Sidang yang Digelar Secara Tersembunyi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com