Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Tolak Pembicaraan Awal Kesepakatan Nuklir dengan AS dan UE

Kompas.com - 01/03/2021, 13:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran telah menolak pertemuan awal dengan Amerika Serikat (AS) dan penandatangan lain untuk kesepakatan nuklir Iran.

Pejabat Iran dan Barat mengatakan keputusan itu dilakukan karena “posisi dan tindakan baru-baru ini dari AS dan tiga negara Eropa."

Melansir Washington Post pada Minggu (28/2/2021), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan Iran tidak yakin saat ini adalah waktu yang cocok untuk mengadakan pertemuan yang diusulkan.

Pejabat Barat melihat tanggapan Iran atas undangan tersebut, yang disampaikan melalui Uni Eropa akhir pekan lalu, punya makna khusus dan bukan sekadar penolakan langsung.

Menurutnya Iran tengah mencari jaminan bahwa pembicaraan akan dibatasi pada kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action, atau JCPOA, yang ditandatangani pada 2015 dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China.

"Subteks dari jawabannya mengatakan: Kami (Iran) akan berbicara jika ini benar-benar tentang JCPOA. Tetapi jika Anda ingin menjadikannya pebahasan masalah yang lebih besar, maka kami harus bernegosiasi,” kata seorang pejabat kepada Washington Post.

Pejabat ini dan lainnya juga menekankan tanggapan Iran datang dalam konteks pertemuan Senin (1/3/2021) dari Badan Energi Atom Internasional.

Dewan gubernur dari badan itu akan menerima dan membuat pernyataan publik tentang laporan triwulanan tentang kurangnya kepatuhan Iran terhadap kesepakatan nuklir.

Tanggapan Iran terhadap Undangan UE, menjadi pelengkap bagian dari drama acara khusus ini," kata pejabat itu.

Baca juga: Israel Dikabarkan Bangun Proyek Terbesar di Fasilitas Nuklir Rahasia

Perubahan di AS

Pemerintahan Biden sepuluh hari sebelumnya sudah menerima undangan UE untuk membahas jalan diplomatik ke depan tentang program nuklir Iran.

Pembicaraan itu akan menandai pertemuan langsung pertama antara pejabat AS dan Iran sejak pemerintahan Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018.

Presiden Biden menyatakan keinginannya untuk kembali bergabung dengan perjanjian itu. Tetapi Iran diminta harus terlebih dahulu kembali mematuhi persyaratannya. Iran juga diminta menyetujui negosiasi mengenai program rudal balistik dan agresi regionalnya.

Akan tetapi Iran bersikeras hanya akan membahas perjanjian nuklir. Mereka juga menyatakan akan kembali ke kepatuhan setelah AS mengambil langkah pertama mencabut sanksi yang dijatuhkan Trump, yang telah melumpuhkan ekonominya.

Pejabat administrasi tengah mengadakan diskusi secara internal dengan sekutu, tentang langkah-langkah parsial yang dapat diambil untuk meringankan sanksi AS, sebagai imbalan atas tindakan Iran.

Pembicaraan yang diselenggarakan oleh Uni Eropa seharusnya memberikan cara bagi kedua belah pihak mencapai meja perundingan tanpa terlebih dahulu menyetujui ketentuan pihak lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com