TEHERAN, KOMPAS.com - Iran telah menolak pertemuan awal dengan Amerika Serikat (AS) dan penandatangan lain untuk kesepakatan nuklir Iran.
Pejabat Iran dan Barat mengatakan keputusan itu dilakukan karena “posisi dan tindakan baru-baru ini dari AS dan tiga negara Eropa."
Melansir Washington Post pada Minggu (28/2/2021), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan Iran tidak yakin saat ini adalah waktu yang cocok untuk mengadakan pertemuan yang diusulkan.
Pejabat Barat melihat tanggapan Iran atas undangan tersebut, yang disampaikan melalui Uni Eropa akhir pekan lalu, punya makna khusus dan bukan sekadar penolakan langsung.
Menurutnya Iran tengah mencari jaminan bahwa pembicaraan akan dibatasi pada kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action, atau JCPOA, yang ditandatangani pada 2015 dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China.
"Subteks dari jawabannya mengatakan: Kami (Iran) akan berbicara jika ini benar-benar tentang JCPOA. Tetapi jika Anda ingin menjadikannya pebahasan masalah yang lebih besar, maka kami harus bernegosiasi,” kata seorang pejabat kepada Washington Post.
Pejabat ini dan lainnya juga menekankan tanggapan Iran datang dalam konteks pertemuan Senin (1/3/2021) dari Badan Energi Atom Internasional.
Dewan gubernur dari badan itu akan menerima dan membuat pernyataan publik tentang laporan triwulanan tentang kurangnya kepatuhan Iran terhadap kesepakatan nuklir.
Tanggapan Iran terhadap Undangan UE, menjadi pelengkap bagian dari drama acara khusus ini," kata pejabat itu.
Baca juga: Israel Dikabarkan Bangun Proyek Terbesar di Fasilitas Nuklir Rahasia
Pemerintahan Biden sepuluh hari sebelumnya sudah menerima undangan UE untuk membahas jalan diplomatik ke depan tentang program nuklir Iran.
Pembicaraan itu akan menandai pertemuan langsung pertama antara pejabat AS dan Iran sejak pemerintahan Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018.
Presiden Biden menyatakan keinginannya untuk kembali bergabung dengan perjanjian itu. Tetapi Iran diminta harus terlebih dahulu kembali mematuhi persyaratannya. Iran juga diminta menyetujui negosiasi mengenai program rudal balistik dan agresi regionalnya.
Akan tetapi Iran bersikeras hanya akan membahas perjanjian nuklir. Mereka juga menyatakan akan kembali ke kepatuhan setelah AS mengambil langkah pertama mencabut sanksi yang dijatuhkan Trump, yang telah melumpuhkan ekonominya.
Pejabat administrasi tengah mengadakan diskusi secara internal dengan sekutu, tentang langkah-langkah parsial yang dapat diambil untuk meringankan sanksi AS, sebagai imbalan atas tindakan Iran.
Pembicaraan yang diselenggarakan oleh Uni Eropa seharusnya memberikan cara bagi kedua belah pihak mencapai meja perundingan tanpa terlebih dahulu menyetujui ketentuan pihak lain.