Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aung San Suu Kyi Akan Hadapi Tuntutan Pengadilan Minggu Ini

Kompas.com - 15/02/2021, 22:37 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi akan hadir di pengadilan melalui konferensi video minggu ini.

Proses hukum itu dilakukan atas tuduhan yang diajukan terhadapnya dari junta militer baru, menurut pengacaranya pada Senin (15/2/2021) melansir AFP.

Panglima Angkatan Darat Jenderal Min Aung Hlaing membenarkan kudeta 1 Februari, dengan menuduh adanya kecurangan yang luas dalam pemilihan umum November. Hasil pemilihan memberi kemenangan telak bagi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi.

Dua hari setelah kudeta, peraih Nobel berusia 75 tahun itu didakwa dengan tuduhan yang tidak biasa. Dia dituding melanggar undang-undang impor dan ekspor Myanmar, setelah penggeledahan di rumahnya menemukan "walkie talkie".

Presiden Myanmar Win Myint bernasib sama seperti Suu Kyi. Kepala Negara Myanmar yang menjabat sejak 2018 ini ditahan dalam serangan fajar pada 1 Februari.

Dia didakwa melanggar pembatasan virus corona, ketika dia ikut serta dalam acara kampanye September lalu yang menarik ratusan orang.

Baca juga: Jika Nekat Demo, Militer Myanmar Ancam Demonstran Hukuman 20 Tahun Penjara

Keduanya diperkirakan akan diinterogasi pada Selasa dan Rabu, kata pengacara Khin Maung Zaw di luar pengadilan di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, setelah bertemu dengan seorang hakim.

"Saat mereka dibawa ke pengadilan pada 16 dan 17 Februari, mereka akan diperiksa melalui video-conference," katanya.

Tidak ada yang terlihat secara publik sejak kudeta, meskipun pihak Suu Kyi telah memberikan kabar bahwa dia "dalam keadaan sehat."

Pengacara Suu Kyi mengungkapkan masa penahanan mereka harusnya berakhir pada Rabu (17/2/2021), tapi kemungkinan akan diperpanjang.

Maung Zaw diperkirakan akan juga mewakili Win Htein, seorang eksekutif NLD yang ditangkap setelah kudeta.

Tangan kanan dan orang kepercayaan Suu Kyi, Win Htein, diwawancarai oleh media lokal pasca-kudeta. Dia menyerukan kepada rakyat Myanmar untuk "menentang (kudeta) sebanyak yang mereka bisa."

“Pendukung NLD yang berusia 79 tahun itu telah didakwa dengan pencemaran nama baik,” kata Khin Maung Zaw.

Baca juga: Rakyat Myanmar Panik, Muncul Kabar Militer Kerahkan Preman untuk Buat Kerusuhan

Sampai saat ini, Khin Maung Zaw belum diizinkan bertemu dengan kliennya. Namun dia menyatakan tengah berusaha sebaik mungkin untuk bertemu dengan mereka.

Sejak kudeta, sekitar 400 orang telah ditahan, menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan Tahanan Politik. Banyak yang ditangkap adalah pendukung politik Suu Kyi.

Pihak berwenang juga meningkatkan penahanan warga sipil yang mengambil bagian dalam protes nasional terhadap junta militer.

Pasukan keamanan pekan lalu melancarkan serangan pada larut malam di markas NLD di Yangon. Militer menyita perangkat komputer, memotong kabel server, dan membobol brankas partai.

Baca juga: Demo Myanmar Memanas, Militer Tembaki Massa, Kerahkan Kendaraan Lapis Baja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com