Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan: Pesawat China Masuk Zona Pertahanan Kami 380 Kali Selama 2020

Kompas.com - 05/01/2021, 18:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan menyatakan, pesawat China sudah melewati zona pertahanan mereka sebanyak 380 kali sepanjang 2020, menjadi rekor baru.

Kabar ini disusul dengan peringatan dari lembaga think tank bahwa tensi kedua kubu mencapai titik tertinggi sejak medio 1990-an.

Mempunyai pemerintahan mandiri, Taiwan terus berada dalam tekanan Beijing, yang menganggap pulau itu sebagai provinsi mereka dan harus segera disatukan.

Baca juga: Awali Tahun Baru, Taiwan Buka Kesempatan Berdialog dengan China

Tekanan "Negeri Panda" menguat sejak Presiden Tsai Ing-wen terpilih pada 2016, karena menolak gagasan bahwa pulau itu bagian dari "satu China".

Ketegangan itu mencapai puncaknya pada 2020, ketika Beijing mengerahkan jet tempur, pesawat pembom, hingga pengintai ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.

"Sebanyak 380 penyusupan di bagian barat daya ADIZ pada 2020, lebih banyak dari sebelumnya," kata juru bicara kementerian pertahanan, Shih Shun-wen.

Shih menerangkan, banyaknya bala udara "Negeri Panda" yang masuk ke wilayah mereka memberikan ancaman serius bagi keamanan nasional.

Dia mengatakan, militer China tidak saja mengetes kemampuan tempur Taiwan. Namun juga sudah buersaha menekan dan membatasi lalu lintas udara mereka.

Dilansir AFP Selasa (5/1/2021), Institute for National Defence and Security Research sudah memberi peringatan dalam laporan tahunan mereka.

Baca juga: AS Kirim 2 Kapal Perang Lewati Selat Taiwan, Begini Reaksi China

Lembaga think tank berafiliasi militer itu memaparkan, ancaman Beijing adalah yang tertinggi sejak 1996, atau semenjak krisis misil di Selat Taiwan.

Saat itu, China menembakkan rudal demi menakuti pemilih saat pilpres digelar. AS sebagai sekutu tak langsung Taipei merespons dengan mengirim kapal perang.

Jeremy Hung sebagai salah satu penulis laporan berujar, jet tempur China secara berkala memasuki zona udara Taiwan dalam 110 hari tahun lalu.

Sebagai perbandingan pada 2016, China melakukan misi mengelilingi Taiwan pada 2016, dan meningkat hingga 20 hari tiga tahun lalu.

Baca juga: Jepang Desak Joe Biden Dukung Kuat Taiwan dalam Perlawanannya terhadap Agresi China

Menurut Hung, peningkatan militer China memberikan pesan agar Taipei tidak coba-coba melewati "garis batas", terkait relasi baik dengan AS.

Pesawat tempur Beijing juga melewati apa yang disebut "garis median", tatkala pejabat tinggi AS melakukan kunjungan ke Taipei.

Garis median itu memang tidak resmi. Namun, garis itu membagi antara Taiwan dengan daratan utama di celah sempit tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com