ROMA, KOMPAS.com - Sekitar 500 kerabat korban virus corona menggugat pemerintah Italia sebesar 100 juta euro (Rp 1,7 triliun) karena dinilai gagal merespons pandemi Covid-19.
Para korban virus corona menuduh pemerintah telah melakukan serangkaian kegagalan dalam menghadapi tahap awal pandemi Covid-19, kata juru kampanye pada Rabu (23/12/2020).
Gugatan tersebut dilakukan oleh kelompok "Noi Denunceremo" atau "Kami akan Mencela", yang telah mengajukan sekitar 300 pengaduan ke jaksa di Bergamo, kota di wilayah Lombardy utara yang paling menderita akibat gelombang pertama Covid-19.
Baca juga: Italia Bangun Paviliun Vaksinasi Covid-19 Rancangan Arsitektur Ternama, Begini Bentuknya
Tindakan hukum tersebut menargetkan Perdana Menteri Giuseppe Conte, Menteri Kesehatan Roberto Speranza, dan presiden wilayah Lombardy, Attilio Fontana, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (23/12/2020).
Italia adalah negara pertama di luar China yang menderita wabah besar virus corona dan tetap menjadi salah satu yang terparah, dengan hampir 70.000 kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan sejauh ini.
Baca juga: Italia Kembali Catatkan Jumlah Kematian Tertinggi di Eropa
Gugatan 500 korban virus corona tersebut menuduh "kelalaian serius" oleh Lombardy dan pemerintah pusat, dimulai dengan keputusan untuk membuka kembali rumah sakit Alzano pada 23 Februari setelah ditutup menyusul deteksi kasus Covid-19 pertama.
Pernyataan itu juga mengutip "penundaan parah" dalam menutup kota-kota yang terinfeksi di Alzano dan Nembro, serta kurangnya rencana pandemi Covid-19 terkini di tingkat lokal dan regional.
Pemerintah Italia memberlakukan lockdown nasional pada 10 Maret, tetapi jaksa di Lombardy sedang menyelidiki apakah tindakan lokal seharusnya diambil lebih awal.
Baca juga: Eksperimen Penerbangan Bebas Karantina AS-Italia Sukses Dilakukan
Para pemimpin daerah dan pemerintah pusat Giuseppe Conte saling menyalahkan.
"Persidangan ini akan dianggap sebagai hadiah Natal bagi mereka yang seharusnya melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak," kata presiden Noi Denunceremo, Luca Fusco.
"Dengan perencanaan yang tepat, seperti yang diminta berulang kali oleh Uni Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia, kami yakin jumlahnya (korban) akan lebih sedikit," lanjutnya.
Baca juga: Italia Tawarkan Vaksinasi Covid-19 Gratis Dimulai dari Dokter dan Penghuni Panti Jompo
Setengah dari kematian akibat virus corona yang tercatat di Italia terjadi sejak pertengahan Juli, ketika infeksi mencapai titik terendahnya, yang berarti gelombang kedua tampaknya paling tidak mematikan seperti yang pertama.
Pemerintah menolak untuk memberlakukan lockdown penuh lagi setelah tingkat infeksi kembali naik pada Oktober.
Pemerintah hanya melakukan pembatasan yang ditargetkan di wilayah tertentu, yang juga akan dilakukan pada liburan Natal dan Tahun Baru.
Baca juga: Nenek 101 Tahun di Italia Ini 3 Kali Lolos dari Wabah Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.