Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Kerabat Korban Virus Corona di Italia Gugat Pemerintah Rp 1,7 Triliun

Kompas.com - 24/12/2020, 06:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Sekitar 500 kerabat korban virus corona menggugat pemerintah Italia sebesar 100 juta euro (Rp 1,7 triliun) karena dinilai gagal merespons pandemi Covid-19

Para korban virus corona menuduh pemerintah telah melakukan serangkaian kegagalan dalam menghadapi tahap awal pandemi Covid-19, kata juru kampanye pada Rabu (23/12/2020).

Gugatan tersebut dilakukan oleh kelompok "Noi Denunceremo" atau "Kami akan Mencela", yang telah mengajukan sekitar 300 pengaduan ke jaksa di Bergamo, kota di wilayah Lombardy utara yang paling menderita akibat gelombang pertama Covid-19.

Baca juga: Italia Bangun Paviliun Vaksinasi Covid-19 Rancangan Arsitektur Ternama, Begini Bentuknya

Tindakan hukum tersebut menargetkan Perdana Menteri Giuseppe Conte, Menteri Kesehatan Roberto Speranza, dan presiden wilayah Lombardy, Attilio Fontana, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (23/12/2020).

Italia adalah negara pertama di luar China yang menderita wabah besar virus corona dan tetap menjadi salah satu yang terparah, dengan hampir 70.000 kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan sejauh ini.

Baca juga: Italia Kembali Catatkan Jumlah Kematian Tertinggi di Eropa

Gugatan 500 korban virus corona tersebut menuduh "kelalaian serius" oleh Lombardy dan pemerintah pusat, dimulai dengan keputusan untuk membuka kembali rumah sakit Alzano pada 23 Februari setelah ditutup menyusul deteksi kasus Covid-19 pertama.

Pernyataan itu juga mengutip "penundaan parah" dalam menutup kota-kota yang terinfeksi di Alzano dan Nembro, serta kurangnya rencana pandemi Covid-19 terkini di tingkat lokal dan regional.

Pemerintah Italia memberlakukan lockdown nasional pada 10 Maret, tetapi jaksa di Lombardy sedang menyelidiki apakah tindakan lokal seharusnya diambil lebih awal.

Baca juga: Eksperimen Penerbangan Bebas Karantina AS-Italia Sukses Dilakukan

Para pemimpin daerah dan pemerintah pusat Giuseppe Conte saling menyalahkan.

"Persidangan ini akan dianggap sebagai hadiah Natal bagi mereka yang seharusnya melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak," kata presiden Noi Denunceremo, Luca Fusco.

"Dengan perencanaan yang tepat, seperti yang diminta berulang kali oleh Uni Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia, kami yakin jumlahnya (korban) akan lebih sedikit," lanjutnya.

Baca juga: Italia Tawarkan Vaksinasi Covid-19 Gratis Dimulai dari Dokter dan Penghuni Panti Jompo

Setengah dari kematian akibat virus corona yang tercatat di Italia terjadi sejak pertengahan Juli, ketika infeksi mencapai titik terendahnya, yang berarti gelombang kedua tampaknya paling tidak mematikan seperti yang pertama.

Pemerintah menolak untuk memberlakukan lockdown penuh lagi setelah tingkat infeksi kembali naik pada Oktober.

Pemerintah hanya melakukan pembatasan yang ditargetkan di wilayah tertentu, yang juga akan dilakukan pada liburan Natal dan Tahun Baru.

Baca juga: Nenek 101 Tahun di Italia Ini 3 Kali Lolos dari Wabah Virus Corona

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com