Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Milenial Hong Kong Mengaku Bersalah dalam Aksi Protes 2019

Kompas.com - 24/11/2020, 07:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

HONG KONG, KOMPAS.com - Aktivis demokrasi Hong Kong Joshua Wong dan dua rekan sesama aktivisnya menghadapi kemungkinan dipenjara setelah mengaku bersalah atas sidang pelanggaran hukum dalam aksi protes 2019.

Wong, Ivan Lam dan Agnes Chow hadir di pengadilan pada Senin (23/11/2020) sebagaimana dilansir dari BBC.

Wong mengatakan dia memang berharap untuk masuk penjara, di mana kemungkinan dia bakal mendekam selama lima tahun di balik jeruji besi.

Karena dugaan pelanggaran hukum terjadi sebelum China memberlakukan undang-undang keamanan nasional pada Juni, mereka terhindar dari penjatuhan hukuman penjara seumur hidup.

Aktivis terkemuka Hong Kong itu mengungkapkan bahwa dia memutuskan untuk mengubah pembelaannya setelah berbicara dengan pengacaranya.

Baca juga: China Ancam Negara Barat soal Hong Kong: Hati-hati atau Mata Dicongkel

"Kami bertiga telah memutuskan untuk mengaku bersalah atas semua tuduhan," kata Wong kepada wartawan yang berkumpul di pengadilan pada Senin.

Dia menambahkan, jika mulai hari ini dia mulai dijebloskan ke penjara, dia tidak akan kaget.

"Kami akan terus berjuang untuk kebebasan dan sekarang bukan saatnya bagi kami untuk bersujud ke Beijing dan menyerah," tambahnya.

Ketiga aktivis tersebut akan tetap ditahan hingga 2 Desember, saat mereka benar-benar dijatuhi hukuman.

Sebelumnya, tiga aktivis milenial tersebut dituduh telah mengatur dan turut ambil bagian dalam pertemuan yang ilegal.

Baca juga: Oposisi Hong Kong Mundur Massal, AS Ancam China dengan Sanksi

Selama aksi protes 2019 di Hong Kong, markas polisi beberapa kali menjadi sasaran pelemparan telur dan penyemprotan grafiti dari para pengunjuk rasa.

Wong, Lam, dan Chow, telah dituduh memimpin, menghasut, dan bergabung dalam salah satu aksi protes tersebut.

Wong, sebelumnya, mengatakan bahwa berbagai tuduhan yang dialamatkan terhadapnya tidak akan menghalangi dia.

Dia menegaskan bahwa meski diancam dengan jeruji besi, larangan mencoblos saat pemilu, atau pemaksaan secara sewenang-wenang terhadapnya, Wong tidak akan menanggalkan dunia aktivisnya.

"Apa yang kami lakukan sekarang adalah menjelaskan nilai kebebasan kepada dunia, melalui belas kasih kami kepada siapa yang kami cintai, sedemikian rupa sehingga kami rela mengorbankan kebebasan kami sendiri,” ujar Wong.

Baca juga: Hendak Cari Suaka ke AS, Aktivis Hong Kong Tony Chung Ditangkap

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com