Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Hong Kong Mundur Massal, AS Ancam China dengan Sanksi

Kompas.com - 12/11/2020, 13:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP,Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS mengancam bakal menjatuhkan sanksi terhadap China, buntut pengunduran diri massal yang dilakukan politisi oposisi Hong Kong.

Pengunduran diri itu terjadi setelah empat kolega mereka tiba-tiba dikeluarkan dari parlemen karena mendukung kemerdekaan dari kantor pemerintah.

Kwok Ka-ki, Alvin Yeung, Dennis Kwok, dan Kenneth Leung ditendang dari dewan karena dianggap membahayakan keamanan nasional.

Baca juga: Anggota Parlemen Pro-Demokrasi Hong Kong Rencanakan Pengunduran Diri Massal

Pelarangan empat politisi itu terjadi setelah digelar pertemuan Komisi Kongres Nasional Rakyat China pada Selasa dan Rabu.

Dalam rapat itu, Xinhua melaporkan komisi mengesahkan resolusi berisi larangan bagi politisi yang mendukung kemerdekaan Hong Kong.

Meminta pihak asing untuk melakukan intervensi di kota dengan otonomi khusus itu dilarang, karena dianggap membahayakan keamanan negara.

Mengetahui kolega mereka dikeluarkan, 19 anggota oposisi menyatakan mereka bakal menyerahkan surat pengunduran diri pada Kamis (12/11/2020).

"Kami akan mundur dari posisi kami setelah kolega kami dikeluarkan oleh pemerintah pusat yang kejam," kata Wu Chi-wai, koordinator politisi pro-demokrasi dilansir Sky News.

Wu berujar, di masa depan perjuangan mereka untuk menegakkan kebebasan dan kemerdekaan bakal menemui tantangan besar. Tapi dia menegaskan takkan menyerah.

Menyikapi perkembangan itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien menyatakan, Beijing terang-terangan melanggar otonomi daerah itu.

"Aksi terbaru ini membuktikan Partai Komunis China (CCP) sudah melakukan pelanggaran terhadap komitmen internasional," kata O'Brien dikutip AFP.

Dia menuturkan Washington akan menyelidiki, dan mengancam menjatuhkan sanksi kepada pihak yang mengganggu kebebasan di Hong Kong.

Pada Senin (9/11/2020), AS menghukum empat pejabat yang dianggap bertanggung jawab atas semakin kuatnya pengaruh "Negeri Panda" di sana.

Di antara pejabat yang disanksi terdapat Edwina Lau, Kepala Divisi Keamanan Nasional Kepolisian Hong Kong.

Baca juga: Hendak Cari Suaka ke AS, Aktivis Hong Kong Tony Chung Ditangkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com