Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Desak China soal Akses Dagang, Uighur, Hong Kong, dan Covid-19

Kompas.com - 17/09/2020, 10:15 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Uni Eropa (EU) pada Senin (14/9/2020) mendesak China untuk lebih membuka pasarnya kepada perusahaan-perusahaan Eropa dan mengamankan kesepakatan investasi tahun ini dengan China, mitra dagang terbesar mereka.

Melansir Associated Press (AP), dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) lewat video selama dua jam, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel, dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen juga menekan Presiden China Xi Jinping tentang masalah hak asasi manusia (HAM) dan perlunya kerja sama internasional untuk menangani pandemi virus corona.

Sebagai pesaing ekonomi China, 27 negara EU telah berjuang untuk menyeimbangkan kepentingan komersialnya berikut kekhawatiran mereka terhadap hak asasi manusia di negara itu, terutama karena Beijing telah tumbuh lebih tegas dalam beberapa tahun terakhir.

Meski diskusi tentang investasi itu telah meningkat, menurut Von der Leyen yang mengatur perdagangan Uni Eropa, "Banyak, masih banyak yang harus diselesaikan."

"Pasar Eropa terbuka dan perusahaan-perusahaan Eropa harus mendapatkan akses yang sama dan adil di pasar China sebagai gantinya," ujar Von der Leyen kepada wartawan usai KTT.

Terkait kurangnya peluang di sektor komunikasi, TI, bioteknologi, dan perawatan kesehatan China, Von der Leyen berkata, "Kami melihat bahwa investor kami menghadapi banyak hambatan di sektor-sektor utama tersebut. China harus meyakinkan kami bahwa ada baiknya memiliki perjanjian investasi.”

Baca juga: Inggris dan China Ribut Lagi, Kali Ini soal Pelanggaran HAM di Xinjiang

Diskusi intens soal masalah HAM di Xinjiang

Menurut Charles Michel, ketika beralih membahas masalah HAM di Xinjiang, ujung barat China, diskusinya berjalan "cukup intens".

Presiden Xi bersedia mengizinkan kunjungan diplomat ke wilayah itu untuk memeriksa langsung apa yang tengah terjadi di sana. Sementara itu, menurut Merkel, detailnya masih harus dibicarakan.

Pejabat China telah berulang kali membantah tuduhan genosida, sterilisasi paksa, dan penahanan massal hampir 1 juta Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang sebagai kebohongan yang dibuat oleh pasukan anti-China.

Mereka mengeklaim bahwa orang Uighur diperlakukan sama, dan Beijing selalu melindungi hak-hak etnis minoritas China.

Baca juga: UU Keamanan Nasional Diklaim akan Mengembalikan Stabilitas Hong Kong

Michel mengatakan, orang Eropa juga menggarisbawahi bahwa Undang-Undang Keamanan Nasional China untuk Hong Kong "terus menimbulkan kekhawatiran besar" bahwa otonomi kawasan harus dihormati dan "suara demokratis" di Hong Kong harus didengar.

Mereka juga mendorong Xi untuk membantu mengatasi pandemi virus corona, yang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China, akhir tahun lalu, dan berkontribusi pada penelitian vaksin melalui kerja sama dengan organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut Von der Leyen, "Penting untuk terus memahami asal mula pandemi dan oleh karena itu kami sangat jelas memberi WHO semua kemungkinan untuk memimpin penyelidikannya tentang asal-usul Covid-19."

Penyebaran pandemi telah menciptakan hambatan baru bagi hubungan EU-China, terutama apa yang dilihat Brussel sebagai kampanye disinformasi yang diatur China tentang penyakit yang dapat membahayakan nyawa.

Baca juga: 8 Bulan Bergulat dengan Virus Corona, Wuhan yang Dulu Menderita Kini Berpesta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Global
Hujan Lebat Rusak Penjara Nigeria, 118 Narapidana Kabur

Hujan Lebat Rusak Penjara Nigeria, 118 Narapidana Kabur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com