Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-gempa di Turki, Orang-orang Berharap Anggota Keluarganya Selamat

Kompas.com - 31/10/2020, 13:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN,Sky News

KOMPAS.com - Salah satu daerah yang terdampak gempa bumi, Bayrakli di Izmir, Turki, adalah wilayah yang baru saja dikembangkan pada awal 2000-an.

Di sana terdapat perumahan kelas menengah dan gedung-gedung perkatoran yang megah.

Namun, gempa yang mengguncang pada Jumat (30/10/2020) sore waktu setempat membuat sedikitnya 20 bangunan di wilayah tersebut kolaps.

Tak hanya di Turki, gempa berkekuatan magnitudo 7 yang berpusat dari Laut Agean tersebut juga mengguncang Yunani, tepatnya di Pulau Samos.

Sedikitnya 22 orang meninggal dilaporkan di Turki dan Yunani akibat bencana alam tersebut sebagaimana dilansir dari CNN.

Baca juga: Sedikitnya 22 Orang Tewas dalam Gempa Bumi di Turki dan Yunani

Sky News melaporkan petugas kepolisian memperingatkan orang-orang untuk menjauh dari daerah yang tertutup. Ditakutkan gempa susulan akan terjadi dan menyebabkan keruntuhan lebih lanjut.

Beberapa korban selamat mulai mengemasi barang-barang mereka ke dalam mobil untuk mengungsi ke rumah keluarga terdekat atau ke tempat lain.

Sementara itu, ada beberapa keluarga yang memilih untuk tetap tinggal di dalam mobil dan bermalam di lokasi sebagaimana dilansir dari Sky News.

Semua orang tampak takut untuk kembali ke dalam rumah mereka, terutama mereka yang tinggal di dekat daerah yang mengalami kerusakan paling parah.

Salah seorang wanita duduk dengan lemas di sebuah kursi lipat. Dia khawatir putrinya, Elif Inan (9), tertimbun puing-puing bangunan yang kolaps karena gempa.

Baca juga: Gempa M 7 Guncang Turki, 4 Tewas dan 120 Luka-luka

Sebelum gempa terjadi, Inan berada di rumah sendirian. Ibu dan ayahnya bekerja dan tidak ada orang lain yang menemaninya.

Sementara itu, regu penyelamat masih terus berusaha mencari para korban yang dikhawatirkan tertimbun reruntuhan bangunan.

Di tempat yang agak jauh, beberapa orang berkumpul melihat operasi penyelamatan oleh tim penyelamat di sebuah reruntuhan bangunan.

Seorang pria, Yasar Koza (75), mengaku sedang keluar rumah untuk membeli roti sebelum terjadi gempa.

Beruntungnya dia karena ke berada di luar rumah ketika gempa terjadi. Namun, istrinya berada di dalam rumah ketika itu.

Baca juga: Turki-Yunani Diguncang Gempa M 7, Air Laut Masuki Kota Pesisir Izmir

Usai gempa mereda, dia bergegas kembali ke rumahnya dan menemukan bahwa rumahnya telah roboh.

"Saya baru saja melihat awan debu yang sangat besar dan rumah saya hilang," kata Koza kepada Sky News.

Dia berharap istrinya masih bisa hidup dan berhasil keluar rumah saat gempa berlangsung.

"Tidak ada yang memberi saya informasi (keberadaan istrinya), dia mungkin ada di rumah sakit tapi saya tidak tahu. Saya tidak bisa pergi, dia mungkin (tertimbun) di bawah beton," sambung Koza.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Gempa dan Tsunami di Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com