Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Penyebab Gempa dan Tsunami di Turki

Kompas.com - 31/10/2020, 09:23 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara Turki baru saja diguncang gempa bumi berkekuatan 7,0 magnitudo pada Jumat (30/10/2020) malam atau Jumat siang pukul 13.51 waktu setempat.

Gempa tektonik tersebut berpusat di Laut Aegean, 17 kilometer pesisir barat Turki dan guncangannya terasa hingga kota terbesar di sana yakni Istanbul, ibu kota Yunani, Athena, juga Bulgaria, dan Makedonia Utara.

Tidak hanya mengguncang daratan di sekitarnya, gempa juga menimbulkan kerusakan material dan ratusan korban luka-luka hingga update terakhir 22 orang meninggal dunia.

Baca juga: Turki-Yunani Diguncang Gempa M 7, Air Laut Masuki Kota Pesisir Izmir

Analisis BMKG

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa Turki tersebut dipicu oleh aktivitas patahan atau sesar, yakni Sesar Sisam (Sisam Fault) dengan mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Sesar aktif ini memiliki panjang jalur sekitar 30 kilometer.

Berdasarkan keterangan yang diterima Kompas.com pada Sabtu (31/10/2020) pagi, BMKG mencatat sudah ada lebih dari 100 gempa susulan yang terjadi sejak gempa dahsyat sebelumnya. 

"Hingga saat ini sudah terjadi lebih dari 100 aktivitas gempa susulan (aftershocks) sejak terjadinya gempa utama (mainshock) dengan magnitudo terbesar 5,1," kata Daryono.

Sesar yang ada di dekat pulau Samos, Yunani ini disebut "pecah" di dekat menderes graben, satu wilayah yang sudah memiliki sejarah panjang gempa bumi akibat sesar turun.

Graben atau slenk adalah hasil dari patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi dan terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi.

Baca juga: Fakta-fakta Gempa Turki: Penyebab, Dampak dan Update Kondisi Terkini

Ilustrasi graben gempa tektonikairandspace.si.edu Ilustrasi graben gempa tektonik

Daryono menyebut wilayah Laut Aegean memang sudah memiliki sejarah panjang sebagai kawasan rawan gempa dan tsunami.

"Peristiwa tsunami terakhir adalah tsunami merusak di Bodrum, Turki, akibat gempa berkekuatan 6,6 pada tahun 2017 lalu," ujat Daryono.

Sementara untuk gempa bumi, di sekitat Sesar Sisam ini sudah beberapa kali tercatat guncangan dengan kekuatan besar, misalnya di tahun 1904 gempa bermagnitudo 6,2 sementara pada tahun 1992 berkekuatan 6,0 M.

Tsunami

Gempa yang terjadi kali ini juga menimbulkan gelombang tsunami akibat episentrumnya yang dangkal.

"Karena mekanisme patahannya yang bergerak turun dan hiposenter gempanya sangat dangkal, hanya sekitar 6 km, maka wajar jika gempa ini memicu terjadinya tsunami," ujar Daryono.

Tsunami yang terjadi pun terdokumentasi dengan baik oleh banyak alat pengukur pasang surut air laut dan saksi mata yang ada di sejumlah pulau di Yunani dan pantai di Turki.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com