NICE, KOMPAS.com - Keluarga pelaku teror di gereja Nice, Perancis mengungkapkan, dia sempat menelepon mereka beberapa jam sebelum menyerang.
Tersangka yang diidentifikasi bernama Brahim Brahim Aouissaoui itu kondisinya kritis setelah ditembak beberapa kali oleh polisi pada Kamis (29/10/2020).
Dia dilumpuhkan setelah menyerang Basilika Notre-Dame di Nice, di mana tiga orang tewas dengan salah satunya dilaporkan dipenggal.
Baca juga: Keluarga Pelaku Teror di Perancis: Kami Ingin Bukti, jika Benar, Hukum Dia
Kerabat Aouissaoui menuturkan bahwa pemuda keturunan Tunisia itu adalah "sosok ramah", yang sama sekali tidak menunjukkan ektremisme.
Montir berusia 21 tahun itu berjalan ke gereja tak lama setelah sampai pada Kamis pagi waktu setempat, dan mencari tempat untuk tidur.
Kakaknya, Afef mengatakan, Brahim Aouissaoui melakukan panggilan video dan menunjukkan tempat itu, serta mengaku menginap di seberang Notre-Dame.
Setelah melihat tayangan televisi mengenai serangan di Nice, mereka segera mengetahui lokasi serangan sama dengan yang ditunjukkan Aouissaoui.
"Dia menelepon kami kemarin (Kamis) dan mengatakan dia sudah sampai di Perancis," kata si ibu, Gamra Issawi, seperti dikutip Sky News Jumat (30/10/2020).
Gamra kemudian menjawab mengapa anaknya itu tidak tinggal saja di Italia. Dia mengaku kaget karena Aouissaoui tidak punya kerabat atau teman di sana.
Baca juga: Warga Perancis Marah menjadi Target Serangan Terorisme
Karena itu, dia mempertanyakan bagaimana bisa dia tiba di "Negeri Anggur". Sementara kakak lelakinya, Yassin mengaku adiknya adalah pria yang ramah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan