Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Polisi Membiarkan Pacar Saya Mati"

Kompas.com - 28/10/2020, 11:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WAUKEGAN, KOMPAS.com - Seorang wanita yang ditembak polisi pekan lalu di pinggiran kota Chicago pada Selasa (27/10/2020) mengatakan bahwa polisi tidak melakukan apa pun selain menutupi tubuh kekasihnya yang juga tertembak dengan selimut dan meninggalkan pria itu di jalan sampai mati.

Tafara Williams (20) mengatakan kepada wartawan selama wawancara via Zoom dari rumah sakit tempat dia dirawat karena luka tembak pada 20 Oktober lalu di Waukegan.

 

Kekasihnya, Marcellis Stinnette (19) yang juga terlibat dalam insiden tembakan itu tewas. "Mereka membiarkannya mati," ujar Williams, "Mereka ingin kami kehabisan darah di jalan."

Baca juga: Petugas Polisi Ditembak Massa dalam Unjuk Rasa Kasus Pembunuhan Breonna Taylor

Menurut Williams yang merupakan warga AS kulit hitam, dia sedang duduk di dalam mobilnya di depan rumah dengan Stinnette yang juga berkulit hitam, mereka sedang merokok.

Hal itu dilakukannya karena dia enggan merokok di dekat anak kecil. Tak lama seorang petugas kepolisian kulit putih menghampiri mereka dan mulai menginterogasi, mengenali Stinnette sejak pria itu dipenjara.

Setelah Williams dan kekasihnya itu mengangkat kedua tangan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bersenjata, Williams mengemudikan mobil perlahan.

Menurutnya, petugas itu tidak mengikutinya tapi rupanya ada petugas lain yang "menunggu" mereka.

"Ada kecelakaan saat itu dan aku kehilangan kendali. Petugas itu menembaki kami. Mobil kami berakhir menabrak sebuah gedung. Aku terus berteriak, 'aku tidak punya senjata', tapi mereka terus menembak. Petugas itu memintaku keluar dari mobil. Aku telah mengangkat tangan dan aku tidak bisa bergerak karena aku tertembak."

Baca juga: Polisi di AS Dipecat Setelah Tembak Mati Remaja Kulit Hitam

Sadar kekasihnya sekarat karena tembakan serupa, Williams yang masih kuat memohon kepada polisi agar membawa pria itu ke rumah sakit karena Stinnette sebelumnya baru mengalami operasi bedah lain. Tapi permintaannya tidak digubris.

"Mereka membaringkan Marcellis ke tanah dan menutupinya dengan selimut padahal dia masih bernapas (masih hidup)," ujar Williams dalam isak tangis, "Aku tahu dia masih hidup dan mereka mengambilnya dariku."

Menurut pengacara keluarga Tafara Williams dan Stinnette Marcellis, Antonio Romanucci, petugas kepolisian tersebut menyerang dua remaja kulit hitam itu karena, 

"Dia (petugas) menyorot kedua orang ini karena warna kulit mereka, itulah kejahatan mereka," ungkap Romanucci dikutip Associated Press (AP).

Williams mengatakan tiga hari lalu bahwa dia akan berjuang untuk mendapat keadilan bagi Stinnette.

"Dia tidak pantas mendapatkan itu, mereka (polisi) membiarkannya mati," ujar Williams melalui telepon pada Sabtu lalu kepada demonstran yang protes atas kasusnya. 

Baca juga: Polisi Tembak Pria Kulit Hitam Lagi, Aksi Protes Pecah di Philadelphia

Sementara menurut polisi, kendaraan yang dikemudikan Williams dengan Stinnette di kursi penumpang, melarikan diri dari petugas polisi kulit putih di halte lalu lintas.

Halaman:

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com