Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Kim Jong Un Tunjukkan Jenazah Pamannya yang Tak Berkepala ke Publik

Kompas.com - 11/09/2020, 18:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengklaim, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan jenazah sang paman yang tak berkepala di hadapan publik.

Jang Song Thaek, salah satu figur berpengaruh di Korut, menjadi korban pembersihan yang dilakukan Kim pada 2013 atas tuduhan korupsi dan pengkhianatan.

"Kim memberitahukan kepada saya semuanya. Semuanya," kata Trump kepada jurnalis The Washington Post Bob Woodward, berdasarkan buku terbarunya Rage.

Baca juga: Sebut Kim Jong Un Sehat-sehat Saja, Trump Jadi Sorotan

"Dia membunuh pamannya dan kemudian menempatkan jenazahnya di dudukan," kata dia, merujuk ke gedung yang digunakan pejabat senior Korea Utara.

"Kepalanya tidak ada. Dia menaruhnya di bagian dada," jelas presiden 74 tahun kepada Woodward itu seperti diberitakan AFP Jumat (11/9/2020).

Pyongyang tidak pernah membeberkan seperti apa eksekusi terhadap paman Kim Jong Un, kecuali laporan dia ditembak dengan senjata anti-pesawat.

Karena itu pernyataan Trump, untuk menunjukkan sedekat apa hubungannya dengan Kim, adalah yang pertama memaparkan seperti apa detil eksekusinya.

Wawancara kemudian berlanjut di mana presiden ke-45 AS itu menjelaskan mengenai upaya denuklirisasi yang mengalami kebuntuan.

Pertemuan keduanya dengan Kim di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019 itu berakhir dengan kegagalan karena dua pihak memaksakan argumen denuklirisasi mereka.

Baca juga: Trump: Kim Jong Un Beritahu Saya Cara Dia Bunuh Pamannya Sendiri

Korut meminta agar sanksi terlebih dahulu dicabut sebelum mereka melucuti senjata nuklir mereka, permintaan yang ditolak oleh Washington.

Saat pertemuan itu, delegasi penganut ideologi Juche tersebut menawarkan untuk melucuti fasilitas nuklir mereka di Yongbyon.

Namun merujuk pada keterangan ahli, Korea Utara jelas mempunyai fasilitas uji coba lain, sehingga Trump pun meminta lima situs diserahkan.

"Dengarkan, satu (situs uji coba) jelas tidak akan membantu. Begitu juga dengan dua, tiga, empat. Namun lima bisa memberi perbedaan," kata dia.

Presiden dari Partai Republik itu kemudian mengungkapkan lagi perkataannya kepada Kim, di mana dia meminta Kim menyerahkan situs di Yongbyon.

Sebab selain yang terbesar, situs tersebut juga yang tertua. Tetapi sang diktator dilaporkan tidak bisa memenuhi penawaran itu.

"Anda tidak siap untuk membuat kesepakatan. Baiklah, saya akan pergi kalau begitu," kata dia, dan mengaku membuat Kim terkejut.

Baca juga: Trump: Kim Jong Un Sebut Barack Obama A**hole

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com