Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Ternyata Ini Agenda Trump saat Batal ke Makam Militer di Paris 2018

Kompas.com - 07/09/2020, 07:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ternyata mengganti agendanya dengan kegiatan lain, saat batal mengunjungi makam militer di Paris, Perancis, pada 2018.

Menurut pemberitaan Bloomberg yang dilansir AFP, Trump menghabiskan waktu di kediaman megah Duta Besar AS di Hotel de Pontalba, untuk melihat-lihat beberapa karya seni.

Keeseokan harinya ia memerintahkan sebuah lukisan untuk diangkut ke Air Force One dalam perjalanan pulang ke Washington.

Baca juga: Ikut Parade Dukung Trump, Perahu-perahu Ini Malah Tenggelam

Kabar itu dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kepresidenan Judd Deere yang mengatakan ke AFP, bahwa Trump membawa karya seni untuk "dipajang secara mencolok di Gedung Putih".

Saat itu pengacara Kementerian Luar Negeri diutus untuk memastikan yang dilakukan Trump legal, dan mereka akhirnya memutuskan bahwa itu legal karena karya seninya adalah milik pemerintah AS.

"Penuh pecundang"

Kejadian itu bermula saat kunjungan Trump ke Perancis pada November 2018, untuk upacara peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.

Para pejabat asing lainnya menuju pemakaman Amerika Aisne-Marne pada 10 November, tempat ratusan Marinis AS yang tewas dalam pertempuran berdarah Belleau Wood disemayamkan.

Para ajudan Trump berdalih, faktor cuaca membatalkan keberangkatan sang presiden via helikopter Marine One.

Baca juga: Bantah Ejek Veteran Perang AS, Trump juga Tuntut Reporter Fox News Dipecat

Trump banjir kritik saat itu, dan bersikeras dia sebenarnya mau berangkat tapi ditolak Secret Service, Paspampres-nya AS.

Keputusan sang presiden itu lalu diungkit lagi oleh majalah The Atlantic, yang melaporkan bahwa Trump berkata ke para asisten seniornya, "Kenapa saya harus ke makam itu? Tempat itu penuh dengan pecundang."

Bloomberg lalu mewartakan, Trump justru menghabiskan waktu di kediaman bersejarah Duta Besar AS di Paris Jamie McCourt, dan melihat-lihat beberapa lukisan termasuk potret dan patung Benjamin Franklin.

Sosok itu adalah Bapak Pendiri dan Duta Besar pertama AS untuk Perancis. Perhatian Trump juga tertuju ke satu set patung perak dari karakter mitologi Yunani.

"Dipajang di Gedung Putih"

Keesokan harinya ketika bersiap berangkat, Trump mengejutkan McCourt dengan mengatakan dia ingin membawa pulang benda-benda itu bersamanya dan berseloroh ke dubes bahwa dia akan mengembalikannya pada 2024, diduga merujuk pada akhir masa jabatan kedua jika terpilih lagi jadi presiden.

Hal tersebut diungkap beberapa orang yang dekat dengan peristiwa itu.

Total karya-karya seni itu bisa bernilai 750.000 dollar AS (Rp 11,06 miliar, kurs Rp 14.750/dollar AS).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com