Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Ketat Awasi Konten Kekerasan, Facebook Hapus Halaman Grup Pro-Senjata dan Pro-Trump Ini

Kompas.com - 05/09/2020, 12:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Facebook pada Jumat (4/9/2020) menghapus halaman kelompok sayap kanan AS, Patriot Prayer, dan pendirinya, Joey Gibson.

Melansir Reuters pada Sabtu (5/9/2020), Patriot Prayer telah menyelenggarakan puluhan demonstrasi pro-senjata, pro-Trump.

Peserta demonstrasi berulang kali bentrok dengan kelompok sayap kiri di sekitar Portland, Oregon, di mana ada satu pendukung kelompok tewas pekan ini.

Baca juga: Facebook Tidak akan Menerima Permintaan Iklan Politik Sepekan Menjelang Pemilu AS

Korban bernama Aaron Danielson (39 tahun), sedang berjalan pulang pada Sabtu malam ketika dia ditembak tiba-tiba, setelah demonstrasi pro-Trump di kota itu.

Facebook menghapus halaman Patriot Prayer sebagai bagian dari upaya untuk menghapus "milisi sosial yang kejam" dari jejaring sosial, kata juru bicara Andy Stone.

Perusahaan media sosial ini memperbarui kebijakannya bulan lalu untuk melarang halaman grup yang menunjukkan risiko signifikan terhadap keselamatan publik.

Baca juga: Facebook Tutup Akun Politisi India yang Sebarkan Ujaran Kebencian terhadap Rohingya

Kebijakan organisasi Facebook dalam menyikapi konten yang berbahaya sekarang, mencakup kelompok yang merayakan tindakan kekerasan atau menyarankan pengikutnya menggunakan senjata, meski pun kelompok tidak secara langsung mengarahkan kepada kekerasan.

Dalam pernyataan yang diunggah di situs Patriot Prayer, Gibson menuduh Facebook memiliki standar ganda.

"Kelompok Antifa membunuh teman saya saat dia berjalan pulang, dan alih-alih perusahaan bernilai miliaran dolar melarang halaman Antifa Portland, mereka melarang Patriot Prayer, Joey Gibson dan beberapa nenek lain yang menjadi admin," tulis Gibson.

Baca juga: Ditekan Pemerintah, Facebook Blokir Grup yang Kritik Monarki Thailand

Antifa adalah gerakan sayap kiri yang sebagian besar tidak terstruktur yang pengikutnya secara luas bertujuan untuk menghadapi orang-orang yang mereka pandang sebagai otoriter atau rasis.

Gibson mendukung non-kekerasan, tetapi dituduh oleh kelompok anti-fasis memprovokasi konfrontasi.

Setelah penembakan terhadap Danielson, ia memperingatkan para pendukung untuk tidak membalas dendam, melainkan "mendorong balik secara politis, spiritual."

Baca juga: Facebook Hapus Lagi Konten Palsu Trump Soal Covid-19

Pada awal pekan ini, halaman Patriot Prayer memiliki hampir 45.000 pengikut di Facebook. Itu dibuat pada 2017.

Facebook minggu lalu menghapus konten yang terkait dengan Kenosha Guard, sebuah grup yang memposting "seruan untuk bersenjata" di Kenosha, Wisconsin.

Perusahaan Mark Zuckerberg ini bertindak sehari setelah 2 orang ditembak dan dibunuh pada protes di kota Kenosha, yang terjadi sebagai tanggapan atas penembakan polisi terhadap seorang pria kulit hitam awal pekan itu.

Pengguna telah menandai materi tersebut ke Facebook sebanyak 455 kali, tetapi pada awalnya diberi tahu bahwa materi tersebut tidak melanggar kebijakan perusahaan, BuzzFeed melaporkan.

Baca juga: UU Media Sosial Turki Disetujui, Penggunaan Facebook dan Twitter akan Diawasi Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com