Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikon Perlawanan Palestina Peringatkan Bahaya di Sekeliling Masjid Al Aqsa Yerusalem

Kompas.com - 11/08/2020, 08:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Yenisafak

YERUSALEM, KOMPAS.com - Melalui platform seminar online Masyarakat Sipil Ankara, ikon perlawanan Palestina, Sheikh Raed Salah pada Minggu (9/8/2020) peringatkan bahaya yang mengelilingi Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang diduduki dari rencana Otoritas Israel.

Salah, kepala Gerakan Islam di Israel, menjadi tuan rumah dalam seminar online oleh Komisi Yerusalem dari Platform Masyarakat Sipil Ankara (ACSP) di Turki tidak lama sebelum dia memulai hukuman penjara 28 bulan pada 16 Agustus mendatang.

Melansir Yenisafak, dia mengatakan rencana Israel dimulai dengan pendudukan kota suci pada Juni 1967 ketika serangan Israel pertama di masjid diluncurkan beberapa hari setelah merebut kota dengan penghancuran kawasan Maghribi (Maroko) yang berdekatan dengan kompleks Al Aqsa dan kemudian membakar masjid pada 1969.

Baca juga: Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Resmi Dibuka Kembali Hari Ini

Dia mengatakan sejak itu serangan Israel terus berlanjut secara teratur dan ditandai oleh pemukim Israel yang membobol Al Aqsa untuk melakukan ritual Talmud di dalam masjid tersuci ketiga Islam.

Sheikh Salah mengatakan semua partai politik di Israel setuju untuk mempertahankan kendali Israel atas Yerusalem, dengan mencatat "Ada konsensus untuk mempertahankan pendudukan kota dalam upaya untuk mengisolasi Masjid Al Aqsa dan kemudian menghancurkannya."

Membahas peran rakyat Palestina, terutama di Yerusalem untuk mempertahankan masjid, dia mengatakan Palestina telah berdiri dengan teguh melawan semua upaya Israel.

Sheikh Salah memuji upaya Turki dan Malaysia di tingkat resmi dan akar rumput untuk mempertahankan dan mendukung Al-Aqsa.

Dalam seminar online itu, dia juga menekankan pentingnya menyebarkan pengetahuan di antara umat Islam di seluruh dunia untuk membuat mereka tetap sadar tentang apa yang terjadi di Yerusalem dan Masjid Al Aqsa yang diduduki.

Baca juga: [Hari Ini dalam Sejarah] Raja Yordania Dibunuh Nasionalis Palestina di Al Aqsa saat Hendak Shalat Jumat

Terlepas dari serangan Israel yang tak ada habisnya terhadap Sheikh Salah, dia telah mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa dia bertekad untuk terus mempertahankan Al Aqsa.

“Berapa pun biayanya, kami tidak akan kebobolan membela Masjid Al Aqsa,” ujarnya.

Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana Masjid Al Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967.

Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota negara Yahudi yang "abadi dan tidak terbagi".

Sementara pada 24 November 2019 lalu, pengadilan mendakwa Salah atas beberapa dakwaan, termasuk "penghasutan terorisme" dan "mendukung kelompok terlarang," mengacu pada Gerakan Islam di Israel, yang dilarang oleh pemerintah Israel pada 2015.

Meskipun hukumannya awalnya akan dimulai pada Maret, hukuman itu ditunda di tengah banding dari pembelaannya.

Salah sedang dalam tahanan rumah dengan pembatasan yang diperketat. Dia dilarang berkomunikasi dengan publik kecuali dengan kerabat dekatnya.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Masjid Al-Aqsa Ditutup karena Pandemi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com