Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Gelar Ibadah Haji Skala Kecil pada 29 Juli

Kompas.com - 21/07/2020, 14:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Tahun ini, jumlah jemaah haji menurun secara dramatis akibat pandemi virus corona.

Hanya sekitar 1.000 jemaah Muslim menurut AFP, yang akan mulai melaksanakan Rukun Islam kelima di Tanah Suci pada 29 Juli mendatang.

Biasanya, sekitar 2,5 juta orang dari seluruh dunia berpartisipasi dalam ritual ibadah yang berlangsung selama beberapa hari, yang berpusat di kota suci Mekkah.

Tahun ini ibadah haji akan dilakukan di bawah protokol kebersihan ketat dengan akses terbatas bagi jemaah di bawah 65 tahun dan tidak memiliki penyakit kronis.

Baca juga: Batal Naik Haji, Dokter ini Beramal ke RS untuk Lawan Covid-19

"Wukuf di Arafah, puncak dari ritual ibadah haji akan jatuh pada Kamis," ungkap media resmi Arab Saudi, SPA yang dikutip oleh Mahkamah Agung. Itu artinya, pada Rabu 29 Juli adalah hari pertama ibadah haji dimulai.

Ada pun waktu pelaksanaan ibadah haji ditentukan oleh posisi bulan, berdasarkan penanggalan Kalender Hijriah.

Bulan lalu, Arab Saudi mengumumkan bahwa ibadah haji tahun ini akan sangat terbatas. Sebuah keputusan yang 'cukup berbahaya' terhadap keamanan politik dan ekonomi negara itu di tengah wabah virus corona.

Sejauh ini, kasus infeksi virus corona di Arab Saudi sebanyak 253.349 kasus dan mencatat 2.523 angka kematian, angka tertinggi di kalangan negara-negara Teluk Arab.

Baca juga: Gelar Ibadah Haji di Tengah Pandemi, Arab Saudi Terapkan 8 Protokol Kesehatan

Meski haji telah dibatasi sebanyak 1.000 jemaah saja, 70 persen dari jemaahnya diketahui berasal dari luar Arab Saudi dan sisanya merupakan warga Arab Saudi.

Sementara itu, menurut kementerian urusan haji, bagi profesional medis dan anggota keamanan yang baru pulih dari infeksi virus corona dilarang untuk menjalani ibadah haji.

Keputusan penurunan jumlah jemaah haji yang datang dari luar Arab Saudi adalah yang pertama dalam sejarah modern kerajaan.

Hal itu juga memicu kekecewaan di kalangan Muslim di seluruh dunia, meski banyak yang mengerti bahwa itu semata-mata dilakukan untuk menghentikan penularan Covid-19.

Menurut pejabat kesehatan Arab Saudi, para jemaah haji akan diuji untuk virus corona sebelum sampai di Mekkah dan harus dikarantina di rumah mereka setelah menyelesaikan rangkaian ibadah.

Baca juga: Arab Saudi Umumkan Hanya Izinkan 1.000 Jemaah Ikut Ibadah Haji

Arab Saudi telah melihat peningkatan dalam infeksi dan kematian akibat Covid-19 sejak mengurangi pembatasan pergerakan pada akhir Mei. Negara itu juga belum memulihkan kondisi penerbangan internasional.

Ibadah haji sendiri merupakan Rukun Islam kelima dan harus dilaksanakan bagi muslim yang sehat jasmani dan rohani serta mampu menjalankan ritual ibadah, setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka.

Ada pun Liga Dunia Muslim yang berbasis di Arab Saudi dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) telah mendukung langkah pemerintah untuk kesehatan dan keselamatan para jemaah.

Adanya penurunan jumlah jemaah haji menunjukkan hilangnya pendapatan besar bagi kerajaan Arab Saudi yang sudah terpukul akibat wabah virus corona dan anjloknya harga minyak.

Sementara itu, ibadah umrah (haji kecil) yang dilakukan sepanjang tahun bahkan sudah ditangguhkan sejak Maret lalu.

Dalam keadaan normal, baik umrah mau pun haji, mampu memberikan pendapatan negara itu sebanyak 12 miliar dollar AS per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com