Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Perundingan Damai dengan Afghanistan, Taliban Rombak Tim Negosiator

Kompas.com - 19/07/2020, 08:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Pemimpin Taliban merombak tim negosiatornya jelang perundingan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Perombakan dilakukan dengan menambah empat orang terdekat Taliban, yang akan membantu negosiasi.

Keputusan ini diungkapkan oleh Mullah Haibatullah Akhundzada, komandan Taliban yang lokasinya dirahasiakan di Pakistan.

Baca juga: Taliban Serang Kantor Pemerintahan, 10 Orang Tewas

Kepada AFP pada Sabtu (18/7/2020) ia menjelaskan, keempat orang baru termasuk anggota dewan kepemimpinan di kelompok milisi itu.

Kemudian dua sumber lain dalam gerakan Taliban mengatakan, keempatnya adalah membantu tim membuat keputusan lebih cepat.

Pembicaraan dengan Kabul seharusnya sudah dimulai pada Maret, tapi berulang kali tertunda dan Taliban dituduh semakin gencar melakukan tindak kekerasan.

Baca juga: Jika Rusia-Taliban Terbukti Bersekongkol, Pentagon Akan Bertindak

Keempat negosiator baru ini telah ditunjuk bulan lalu. Mereka adalah:

  • Sheikh Abdul Hakeem kepala pengadilan Taliban
  • Maulvi Saqib mantan kepala pengadilan Taliban 1990-an
  • Mullah Shireen ajudan dan pengawal almarhum pendiri Taliban Mullah Omar
  • Maulvi Abdul Kabir mantan Gubernur Provinsi Nangarhar, Afghanistan

Di perombakan ini juga ada 3-4 anggota tim yang dipindahkan, termasuk Mullah Amir Khan Muttaqi seorang pemimpin senior di kelompok pemberontak itu.

Mullah Amir posisinya digeser oleh Mullah Yaqoob putra Mullah Omar. Penunjukan dilakukan oleh Akhundzada.

"Yaqoob masih muda, energik, dan berpengalaman," kata sang komandan militer, seraya menambahkan bahwa Yaqoob dihormati di Taliban karena latar belakang keluarga dan pengalamannya.

Baca juga: Soal Rumor Taliban Bersekongkol dengan Rusia, Trump: Tidak Kredibel

Sebelumnya, Yaqoob sudah menjadi anggota dewan pusat Syura dan wakil dari Akhundzada.

Taliban memiliki kantor politik di Doha, ibu kota Qatar, yang turut jadi opsi tuan rumah putaran awal perundingan damai.

Pembicaraan kedua kubu akan dilakukan setelah menyelesaikan pertukaran tahanan, yang sampai sekarang masih berlangsung.

Negosiasi damai bergantung pada pertukaran tahanan. Kabul berjanji membebaskan sekitar 5.000 tahanan Taliban, dengan imbalan pembebasan 1.000 tawanan pasukan keamanan Afghanistan.

Baca juga: Rumor Rusia Bayar Taliban untuk Bunuh Tentara AS, 3 Pihak Kompak Membantah

Sejauh ini otoritas Afghanistan telah membebaskan sekitar 4.400 tahanan Taliban, kata para pihak berwenang negara itu dikutip dari AFP.

Namun bersamaan dengan pembebasan itu, pemerintah Afghanistan juga mengeluhkan Taliban yang terus melakukan serangan di seantero negeri hingga menimbulkan korban jiwa.

"Taliban punya pilihan untuk gencatan senjata dan berhenti membunuh orang tak bersalah."

"Sebaliknya, mereka malah memilih membunuh lebih banyak dan tidak menunjukkan keinginan berdamai," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Javid Faisal di Twitter pada Sabtu (18/7/2020).

Baca juga: Sepekan Terakhir, Taliban Bunuh 291 Tentara Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com