Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibebaskan dari Penjara, Anggota Taliban Berniat Kembali Bertempur

Kompas.com - 10/06/2020, 23:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintah Afghanistan membebaskan ribuan anggota Taliban, sebuah perjudian mahal untuk memastikan adanya perdamaian.

Kekhawatiran terasa, karena banyak di antara tahanan yang dibebaskan dari penjara mengaku siap kembali bertempur, melanjutkan "perang suci" mereka.

Salah satunya adalah Mohamed Daud, anggota Taliban yang dilepaskan dari penjara Bagram, sebelah utara Kabul, pada bulan lalu.

Baca juga: Hari Kedua Gencatan Senjata Idul Fitri, Afghanistan Bebaskan 100 Tahanan Taliban

"Jika AS tak menarik diri, maka kami akan melanjutkan jihad kami. Karena mereka sudah membunuh banyak rakyat Afghanistan dalam operasinya," kata dia.

Berpakaian tradisional shalwar kameez, Daud menerangkan bahwa dirinya tidak ingin ada satu pasukan asing yang menginjakkan kakinya.

Dilansir AFP Rabu (10/6/2020), setelah mengatakan itu, dia naik taksi ke desanya beserta uang 65 dollar AS (Rp 911.000) dari otoritas lokal.

Daud ditangkap oleh militer AS di kawasan barat laut, tepatnya Provinsi Faryab, sembilan tahun silam di mana dia dibawa ke Bagram.

Kabul mempercepat pembebasan 5.000 tahanan Taliban, sebagai iktikad baik, setelah kelompok itu juga menyerukan gencatan senjata saat Idul Fitri.

Mereka yang dilepaskan melingkupi anggota yang berlatih sebagai pelaku bom bunuh diri, pencuri, hingga anggota asal luar negeri.

Baca juga: Indonesia Dukung Gencatan Senjata Taliban dan Pemerintah Afghanistan

Sebelum dilepaskan, para tahanan diwajibkan menandatangani kesepakatan tak akan bertempur lagi. Meski komitmen itu kecil kemungkinan dipenuhi.

Seorang komandan kelompok pemberontak itu di Pakistan berujar, seharusnya "tak ada ambiguitas" mereka yang dibebaskan bakal ditempatkan lagi di garis depan.

"Jihad ini masih berlanjut. Kami akan meneruskannya hingga mencapai beberapa kesepakatan dengan pemerintahan di Kabul," kata dia.

Beberapa tawanan lain yang dibebaskan mengatakan, mereka masih marah kepada pasukan AS. Namun, mereka tak akan melakukan serangan.

Basisnya adalah perjanjjian yang dibuat dua pihak Februari lalu. Mereka tak akan angkat senjata sepanjang kekuatan asing menarik diri tahun depan.

Baca juga: Taliban dan Pemerintah Afghanistan Sepakat Gencatan Senjata Saat Idul Fitri

"Tambahan pemimpin, anggota yang bertempur"

Konsesi kunci perjanjian Washington dengan Taliban yang dibuat saat negosiasi adalah perlunya memulai pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com