Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jamu di Indonesia, dari Beras Kencur sampai Kunyit Asam

Kompas.com - 02/03/2021, 21:27 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Jamu merupakan minuman tradisional berkhasiat khas Indonesia. Manfaat jamu bagi kesehatan membuat minuman ini banyak diburu orang pada masa pandemi. 

Bagaimana sejarah jamu, minuman Nusantara yang punya banyak manfaat ini?

“Jejak pengobatan warisan leluhur ini dapat ditelusuri hingga masa prasejarah. Manusia purba sudah memanfaatkan tetumbuhan sebagai obat,” jelas Wira Hardiyansyah Food Heritage Educator Traveling Chef kepada Kompas.com, Jumat, 26/2/2021.

Baca juga: Berapa Besar Peluang Ekspor Jamu dan Tanaman Obat Indonesia di Dunia?

Wira menjelaskan bukti mengenai adanya jamu ada dalam masa prasejarah berupa alat batu pipisan untuk menghaluskan biji-bijian dan tanaman yang tersimpan di Museum Nasional, Jakarta.

Pemanfaatan tanaman sebagai obat kemudian ditemukan dalam naskah-naskah kuno abad kesembilan tepatnya setelah budaya tulis makin kuat.

Sejak abad ke-17, pemanfaatan jamu mulai ditulis dan menjadi tradisi turun-temurun.

Ia menjelaskan jika pada Serat Primbon Jampi Jawi ditulis sekitar abad ke-18 pada masa Hamengkubuwono II di dalamnya tertulis berbagai macam herbal.

Ilustrasi jahe.shutterstock.com/Charoenkrung_Studio99 Ilustrasi jahe.

Pasa serat tersebut dijabarkan mengenai bagian tumbuhan yang berasal dari daun, rimpang, akar, dan kulit kayu dari berbagai jenis tanaman diolah secara tradisional.

Tanaman tersebut dimanfaatkan untuk mempertahankan kecantikan dan kebugaran.

Baca juga: Resep Beras Kencur, Minuman Tradisional yang Kaya Manfaat

“Di dalam manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi disebutkan beberapa jenis yang berkhasiat, di antaranya rimpang jahe, kencur, kunyit, kunci, lempuyang, sunthi, temulawak, bengle, dan dringo,” jelasnya.

Wira juga menjelaskan jika Mpu Monaguna, penulis abad ke-13 dalam karyanya, Kakawin Sumanasantaka, menggambarkan kehidupan di pedalaman.

Salah satunya tempat tinggal para pertapa. Dijelaskan bahwa para biarawan membajak sawah dan memiliki kebun-kebun sayur yang terpelihara.

Sementara para rahib perempuan memasuki hutan untuk mengumpulkan tanaman untuk dijadikan obat seperti ganthi, kencur, kunyit, peppermint, dan bunga kenanga.

Baca juga: Resep Wedang Jahe Rempah Susu, Minuman Hangat Saat Hujan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com