Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Dini Picu Kanker Serviks Lebih Besar? Ini Kata Pakar Unair

Kompas.com - 21/09/2022, 09:37 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pernikahan dini yang terjadi di masyarakat seringkali menjadi buah bibir netizen di media sosial (medsos).

Banyak alasan yang menyebabkan pernikahan dini terjadi, beberapa di antaranya adalah karena masalah sosial, ekonomi, bahkan budaya.

Baca juga: 12 Jurusan Kuliah Tersulit, Calon Mahasiswa Tertarik Daftar?

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama mencatat 34.000 permohonan dispensasi kawin sepanjang Januari hingga Juni 2020, 97 persen di antaranya dikabulkan dan 60 persen yang mengajukan adalah anak di bawah usia 18 tahun.

Padahal pemerintah telah mengatur UU No. 16 tahun 2019 perubahan atas UU No. 1 tahun 1974 mengenai batas usia perkawinan, yaitu minimal 19 tahun.

Salah satu pernikahan dini yang menjadi sorotan adalah pernikahan kakek 50 tahun dengan remaja berusia 14 tahun di Lombok yang viral di media sosial. Di mana video tersebut diambil pada 11 September 2022.

Menurut Spesialis 1 Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Dr. dr. Ernawati, jika pernikahan dini dilakukan tidak menutup kemungkinan potensi terjadinya kehamilan.

Hal ini dapat terjadi jika pihak perempuan telah mengalami menstruasi pertamanya yang menandakan fungsi reproduksinya berkembang.

"Secara reproduksi, bisa saja pada usia 14 tahun fungsi reproduksinya sudah berkembang dan sudah mendapatkan haid pertamanya," kaya dia dalam keterangannya, Rabu (21/9/2022).

Namun ketika kehamilan terjadi pada remaja, maka yang perlu dipikirkan adalah kesehatannya saat dia hamil.

Kehamilan usia dini memiliki risiko tinggi

Meski demikian, kehamilan yang terjadi pada remaja memiliki risiko tinggi.

Dia menyebut, bisa mengalami komplikasi kehamilan yang meningkat, terjadinya komplikasi seperti preeklamsia, hambatan pertumbuhan pada bayi, dan risiko tinggi pada kehamilan di bawah umur.

Preeklamsia merupakan masalah saat ibu mengalami tekanan darah yang tinggi saat masa kehamilannya.

Baca juga: Aptisi: Nadiem Tertutup Hanya Percaya kepada Staf Khususnya

"Dari sisi reproduksi yang lain jika ia (remaja) melakukan fungsi seksual sedini mungkin pada saat itu organnya belum matang. Jika serviksnya terpapar terlalu dini maka risiko untuk terjadi kanker serviks juga meningkat," jelas dia.

Serviks dapat disebut juga dengan leher rahim. Sedangkan kanker serviks terjadi ketika terdapat sel-sel di leher rahim berkembang secara tidak normal dan tidak terkendali.

Senada dengan Ernawati, Dosen Prodi Spesialis 1 Obstetri dan Ginekologi FK Unair, dr. Birama Robby memiliki pandangan yang sama.

Dia menyatakan, salah satu faktor risiko kanker serviks itu pernikahan dini.

"Itu karena hubungan seks yang dilakukan terlalu awal," ungkapnya.

Ernawati menambahkan, jadi hal itu dapat terjadi karena sel-sel yang melapisi seluruh permukaan serviks belum matang.

Baca juga: Evalina, Wisudawan Termuda Universitas Brawijaya dengan IPK 3,92

"Kalau dia (sel-sel pada serviks) terkena paparan terlalu dini maka risiko terjadinya perubahan sel akan meningkat. Sehingga risiko kanker serviks kedepannya juga lebih tinggi," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com