Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aptisi: 4 Tahun Nadiem Tak Mau Kami Ajak Diskusi

Kompas.com - 21/09/2022, 08:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alasan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi), siap demo pada 27 September 2022, dilatarbelakangi sikap Mendikbud Ristek Nadiem Makarim yang enggan diajak diskusi.

Ketua Aptisi, Budi Djatmiko mengatakan selama ini Menteri Nadiem tidak terbuka dan sulit diajak diskusi selama hampir 4 tahun.

Ia mengatakan, undangan Aptisi saja Nadiem tidak pernah hadir dan hanya beberapa kali saja Aptisi diajak rapat koordinasi.

"Berbeda dengan menteri-menteri sebelumnya yang rutin mengadakan rapat untuk membicarakan permasalahan perguruan tinggi di Indonesia," Kata Budi saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan DPR, Selasa, (20/9/2022).

Baca juga: Aptisi Nyatakan Mosi Tidak Percaya Terhadap Kepemimpinan Nadiem

Budi juga mengatakan, undangan Rembug Nasional yang dihadiri 3.000 pimpinan PTS Nadiem pun juga tidak hadir padahal membicarakan pendidikan tinggi Indonesia mendatang. Nadiem selalu menghindar jika diajak berdialog.

Alasan yang kedua yakni Nadiem sangat tertutup. Nadiem dinilai jauh lebih percaya pada staf khusus daripada misalnya para Dirjennya atau para pimpinan perguruan tinggi.

Alasan yang ketiga, semua rektor PTS berharap ada harapan pendidikan Indonesia maju dipimpin oleh Nadiem ternyata sebaliknya.

Pemberlakuan harga akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) saat ini dinilai Budi terlampau mahal. Apalagi, PTS saat ini mengelola keuangan secara mandiri berbeda dengan PTN.

"Sungguh kami kecewa, kami berharap akan terjadi out of the box karena Nadiem bukan dari kalangan perguruan tinggi. Kami ingin dengan kesuksesan Gojek, dia mampu mempercepat proses yang ada dalam proses pendidikan di Indonesia tapi harapan itu lenyap," urai Budi.

Baca juga: Aptisi: Nadiem Tertutup Hanya Percaya kepada Staf Khususnya

Tak cuma LAM, Budi mengatakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar masih menjadi jargon dan kampus PTS masih merasa terjajah.

"Kalau Presiden Joko Widodo tetap mempertahankan Nadiem berarti membiarkan pendidikan di Indonesia carut marut yang dituangkan dalam RUU Sisdiknas yang sunyi dan sangat liberal," tegasnya.

Hingga saat ini, Aptisi menyatakan mosi tidak percaya pada pimpinan Nadiem Makarim.

Budi menyebut, apabila Menteri Nadiem dipertahankan maka pilihannya harus mendengarkan aspirasi masyarakat.

"Jika tidak, kami berencana pada tanggal 27 September 2022 akan turun ke jalan, mengadu ke Presiden Joko Widodo di Istana Negara bersama seluruh pimpinan PTS, Yayasan dosen dan perwakilan mahasiswa," tambah Budi.

Pihaknya ingin berdialog dengan Presiden Jokowi dan Menteri Nadiem Makarim. "Kita memberi aspirasi, tidak dosa dan tidak bermasalah. Jangan ikuti organisasi yang tidak membela kepentingan saudara-saudara kalian," kata dia.

Baca juga: Ini Cerita Hidayat, Jadi Mahasiswa Termuda UAD 2022 Usia 15

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com