Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Sup Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas, Ada Rawon dan Soto Betawi

Kompas.com - 28/04/2024, 14:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

5. Tonkotsu Ramen (Jepang): 4,6 bintang

Tonkotsu Ramen ini adalah ramen unik yang terdiri dari kaldu babi berlemak, mie segar, kuning telur lembut, dan perut babi empuk yang meleleh di mulut.

Hidangan ramen ini biasanya diberi taburan daun bawang untuk kecerahan dan semangat, rebung untuk rasa renyah dan pedas, rumput laut nori untuk kerenyahan, dan jagung manis untuk rasa yang lebih enak.

Kaldu yang kaya dihasilkan dengan memasak tulang babi dalam waktu sangat lama hingga kolagen dan lemaknya larut, sehingga menghasilkan tekstur hidangan unik dan lembut.

6. Sopa de lima (Meksiko): 4,6 bintang

Hidangan tradisional dari Yucatan, Meksiko adalah sup ayam dan tomat yang pedas dan beraroma.

Sup ini dibumbui dengan jeruk nipis Yucatan yang unik dan pahit serta paprika habanero yang cukup pedas.

Hidanhan yang lezat dan menyehatkan ini cocok dikonsumsi pada musim dingin dan iklim hangat.

Meski asal muasal sup ini masih menjadi misteri, beberapa sejarawan makanan menyatakan bahwa kemungkinan besar sup ini berasal dari hidangan Maya kuno.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Sup Setiap Hari?

7. Taiwanese hot pot (Taiwan): 4,6 bintang

Hot pot versi Taiwan umumnya disantap selama musim dingin, terutama pada hari-hari dingin dan hujan.

Resep dari hidangan ini tidak baku, namun intinya terdiri dari sepanci kuah kaldu dan berbagai bahan yang dimasak di dalamnya, lalu dicelupkan ke dalam kuah pendamping sebelum dikonsumsi.

Kuahnya bisa dibuat dari bonito dan kombu, bumbu China, acar kubis, tulang babi, susu, miso, atau kimchi.

Bahan-bahan yang dimasak di dalamnya umumnya umbi-umbian, tahu, siomay, kue ikan, talas goreng, atau daging yang diiris tipis.

Sebagian besar restoran hot pot memiliki bar bumbu dengan saus dan hiasan seperti saus sha cha (saus barbekyu yang berasal dari sate), kecap, cuka putih, cuka hitam, pasta wijen, bawang putih, daun ketumbar, cabai, daikon, dan biji wijen.

8. Sopa tarasca (Meksiko): 4,6 bintang

Sup kacang yang berasal dari Michoacan, Meksiko dimasak dengan tomat dan cabai segar serta kering di dalam kaldu ayam sederhana.

Michoacan diketahui rumah bagi orang Tarascan atau Purepecha, salah satu peradaban utama pra-Columbus di Mesoamerika.

Kebudayaan mereka berkembang dari tahun 1100-an hingga awal tahun 1500-an. Namun pada 1530, masyarakat Purepecha telah menyerah pada penjajah Spanyol yang akhirnya menamai mereka Tarascos, maka dinamakan sopa tarasca.

Hidangan ini juga ditambahan cabai segar dan kering, yangg tidak hanya memberikan rasa pedas lembut, namun juga menambahkan rasa asap enak pada sup.

Baca juga: 16 Manfaat Tersembunyi dari Garam, Bukan Hanya Bumbu Masakan

9. Chorba beida (Aljazair): 4,6 bintang

Chorba beida adalah sup ayam putih Aljazair yang kaya akan nutrisi dan secara tradisional disiapkan untuk Ramadhan.

Biasanya dibuat dengan kombinasi ayam, bawang bombay, wortel, seledri, bawang putih, bawang putih, mentega, kayu manis, buncis, dan rempah-rempah.

Potongan ayam untuk sup ini terlebih dahulu dibakar hingga kecokelatan dan sayurannya dimasak hingga lunak.

Air kemudian ditambahkan ke dalam panci dan sup direbus sebentar bersama buncis.

Menjelang akhir memasak, ditambahkan kuning telur, air jeruk lemon, dan peterseli atau ketumbar yang kemudian diaduk.

Saat disajikan, hidangan dari Aljazair ini sering kali ditemani dengan roti kering sebagai pelengkap.

10. Miso Ramen (Jepang): 4,5 bintang

Miso ramen adalah hidangan beraroma yang dibuat dengan memasak bahan dasar miso, kaldu, dan sayuran dalam wajan.

Hidangan tersebut kemudian ditaburi tauge, daging babi cincang, bawang putih, jagung manis, serta (terkadang) makanan laut lokal seperti kepiting, kerang, dan cumi-cumi.

Hidangan ini ditemukan pada tahun 1955 di Sapporo, ketika seorang pelanggan di rumah mi Aji no Sanpei, ketika meminta koki untuk memasukkan mi ke dalam sup daging babi dan miso miliknya.

Pada 1960-an, popularitas miso ramen meroket dan Sapporo masih tetap menjadi surga bagi pecinta ramen, dengan lebih dari selusin toko ramen tersebar di sepanjang jalan.

Baca juga: Mi atau Bumbunya, Mana yang Lebih Tidak Sehat dari Mi Instan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com